Yogyakarta Berpredikat Sebagai Kota Budaya ASEAN Periode 2018-2020
Impessa.id, Yogyakarta: Miniatur Tugu Pal Putih setinggi satu meter ditengah-tengah Bola Dunia transparan berselempang melingkar deretan sepuluh bendera negara-negara anggota ASEAN – Association of Southeast Asian Nations, diatas penyangga dengan plakat bertuliskan “Yogyakarta ASEAN City of Culture, 2018-2020” menjadi pertanda Ikonik Yogyakarta sebagai Kota Kebudayaan ASEAN Periode 2018-2020, menggantikan Kota Bandar Seri Bagawan, Brunei Darussalam.
Peresmian Ikonik Yogyakarta sebagai Kota Kebudayaan ASEAN tersebut dilakukan oleh Sekjen ASEAN didampingi Plt Kepala Dinas Kebudayaan DIY dan Staf Ahli Kemendikbud, dan disaksikan oleh seluruh delegasi peserta Pertemuan Menteri Bidang Kebudayaan ASEAN Ke-8, The-8th Meeting of ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts –AMCA plus tiga negara Mitra Wicara, pada Rabu malam (24/10/18) di Open Stage Kinara-Kinari Prambanan Yogyakarta.
Pertemuan AMCA dengan Mitra Dialog ASEAN yakni, RRC, Jepang dan Korea Selatan, yang berlangsung di Hyatt Regency Hotel Yogyakarta, Rabu siang (24/10/18), menghasilkan pernyataan bersama yaitu Merangkul Budaya Pencegahan Untuk Memperkaya Identitas ASEAN.
Ketua AMCA, Prof Dr. Muhajir Effendy yang adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dalam sambutan pembukaan mengatakan, bahwa keputusan Indonesia mengambil tema tersebut, menerapkan Deklarasi ASEAN tentang Budaya Pencegahan Untuk Masyarakat Yang Damai, Inklusif, Tangguh, Sehat dan Harmonis, yang ditandatangani oleh pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN Ke-31 pada 13 November 2017 di Manila, Filipina.
Muhajir Effendy berharap sektor kebudayaan ASEAN dapat mengarusutamakan budaya pencegahan – Culture of Prevention (CoP) dalam Rencana Kerja (Work Plan) saat ini dan masa depan. “Pengarusutama-an CoP dalam sector ini akan lebih menanamkan nilai-nilai yang menjadi kesamaan antara negara anggota ASEAN, seperti perdamaian, kerukunan, kesepahaman antar-budaya, supremasi hokum, tata kelola pemerintahan yang baik, saling menghormati, saling percaya, toleransi, inklusivitas, kesederhanaan, tanggungjawab sosial, dan keberagaman,” ungkap Muhajir.
Sebagai penanda Predikat Kota Kebudayaan ASEAN tersebut, Yogyakarta sebagai tuan rumah pertemuan AMCA, menghelat Festival Seni ASEAN atau ASEAN Festival of Arts (AFA) pada Rabu malam (24/10/18) di Panggung Terbuka Kirana-Kirani Prambanan, menampilkan grup kesenian dari kesepuluh anggota ASEAN ditambah penampilan tarian solo dari Jepang dan ditutup dengan pentas kolaborasi seluruh grup kesenian dipandu oleh Pragina Gong, grup tari kontemporer ternama dari Yogyakarta.
Beberapa hasil kesepakatan dari Pertemuan Menteri Bidang Kebudayaan ASEAN -AMCA plus tiga negara Mitra Wicara ke-8 di Yogyakarta, diantaranya, Dialog Kerjasama Kebudayaan ASEAN ke-2 Tahun 2019 di Jakarta. Workplan ASEAN-China tentang Kerjasama bidang kebudayaan 2019-2021, Workplan ASEAN-Jepang tentang kerjasama bidang kebudayaan 2019-2021, Workplan ASEAN-Korea tentang kerjasama bidang kebudayaan 2019-2021, termasuk pembukaan Rumah Budaya ASEAN di Busan, Korea Selatan, dan menggelar Pertemuan AMCA ke-9 di Kamboja, Tahun 2020. (Tok)