Sastra Bulan Purnama Luncurkan Antologi Cerpen Papan Iklan Di Depan Pintu

Sastra Bulan Purnama edisi 83, berlangsung Jumat, 24 Agustus 2018, pukul 19.30 WIB di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Impessa.id, Jogja : Sastra Bulan Purnama edisi 83, yang diselenggarakan Jumat, 24 Agustus 2018, pukul 19.30 WIB di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta, diisi peluncuran Antologi Cerita Pendek (Cerpen) berjudul “Papan Iklan di Depan Pintu”, karya cerpenis dari berbagai kota, dibacakan oleh beberapa cerpenis diantaranya Tengsoe Tjahnono (Surabaya), Yonas Suharyono (Cilacap) dan Benedict Agung (Surabaya).
Koordinator Sastra Bulan Purnama Ons Untoro menuturkan, Cerpen yang termuat dalam buku itu berbeda dengan cerpen pada umumnya, yang biasanya agak panjang, tetapi dalam cerpen tersebut hanya terdiri dari tiga paragraf. Melalui kalimat yang pendek, masing-masing cerpenis mengekspresikan dalam berbagai gaya.
Tengsoe Tjahjono, kurator dari Antologi Cerpen mengatakan, karena hanya pendek, padahal cerpen tersusun dari banyak ekperimen dan eksplorasi, upaya menyatukan alur, karakter dan konflik kedalam satu kalimat atau paragraf, menjadi bagian ekspresi yang menantang dan menarik bagi cerpenis. Seperti halnya ketika pentigrafis menulis pentigraf.
“Mereka ditantang untuk menghadirkan ekspresi yang padat, bernas dan kaya. Pentigraf hanya terdiri dari atas tiga paragraf. Pentigrafis mau tidak mau harus memanfaatkan ruang tiga paragraf itu secara efektif” ujar Tengsoe Tjahjono.
Menurut Tengsoe Tjahjono, pentigraf dalam buku itu hadir sebagai pentigraf yang berhasil, baik dari segi konten maupun format. Melalui proses kurasi dan penyuntingan ketat dan cermat. Kitab Pentigraf 2 juga menghadirkan banyak penulis andal Indonesia, menyuguhkan tema-tema kemanusiaan yang kaya dan beragam.
Tercatat 80 penulis dari berbagai kota terlibat didalam Cerpen “Papan Iklan Di Depan Pintu”, sekaligus membacakannya diwarnai pertunjukan Spensa Voice Tiga, namun menurut Yonas Suharyono, tidak semua penulis dapat hadir membacakan Antologi Cerpen tersebut.
Ons Untoro, mengatakan, selama Sastra Bulan Purnama digelar, yang sering tampil adalah penyair dengan membacakan puisi karyanya, sekaligus meluncurkan buku puisinya, tetapi bukan berarti Cerpen tidak ada tempat di Sastra Bulan Purnama, karena beberapa kali karya Cerpen dibacakan, bahkan diolah menjadi satu pertunjukan drama. Semisal Kumpulan Cerpen karya Ahmad Tohari, pernah pula diluncurkan di Sastra Bulan Purnama bersamaan dengan peluncurkan Antologi Puisi karya para penyair yang berbeda. (Ons/Tok)