Event

MOH SOLIKUL HADI Raih Gelar Doktor PAI ke-15 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

MOH SOLIKUL HADI Raih Gelar Doktor PAI ke-15 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

MOH SOLIKUL HADI Raih Gelar Doktor PAI ke-15 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

Impessa.id, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan -FITK Universitas Islam Negeri -UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil melahirkan Doktor Pendidikan Agama Islam -PAI ke-15 pada Ujian Promosi Doktor pada 2 Juli 2024. Gelar Doktor PAI Ke-15 tersebut diraih oleh Moh Solikul Hadi dengan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Pendidikan Agama Islam Era Masyarakat 5.0 di SMK Penerbangan Angkasa Ardhya Garini Adisutjipto Yogyakarta”.

Ujian Promosi Doktor atau Ujian Terbuka berlangsung di Aula Pertemuan Lantai 3 Gedung PPG FITK UIN Sunan Kalijaga di Kampus Sambilegi, Maguwoharjo, Sleman, DIY, bertindak sebagai Ketua Sidang Dekan FITK Prof. Dr. Sri Sumarni, M,Pd., didampingi Dr. Nur Saidah, M.Ag. (Dosen FITK). Sedangkan Kedua Promotor masing-masing, Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. dan Prof. Dr. Sukiman, S.Ag., M.Pd. (keduanya Guru Besar FITK). Para penguji yakni Prof. Dr. Maragustam, M.A., Dr. Karwadi, M.Ag., Dr. Zainal Arifin Ahmad, M.Ag. (ketiganya dari FITK) dan Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A. (Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta).

Disertasi yang berhasil dipertahankan tersebut menggunakan metode Research and Development sehingga peneliti tidak hanya melakukan investigasi atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, tetapi juga melakukan pengembangan terhadap sebuah produk penelitian. Ini pada gilirannya menawarkan solusi model PAI era masyarakat 5.0 dengan lebih memfokuskan pada pembelajaran yang dibiasakan dan dibudayakan, serta menjadikan peserta didik menjadi lebih kritis, kreatif, aplikatif, dan inovatif.

Hasil penelitian itu menemukan bahwa PAI di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto masih bersifat tekstualis, konvensional, dengan penekanan pada aspek kognitif. Ini terlihat cara penyampaian guru dengan metode ceramah dan lebih mengutamakan materi. Guru tidak membiasakan PAI dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga belum mengintegrasikan PAI dengan perkembangan teknologi.

Model Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan era masyarakat 5.0 adalah Model Indisif yang memuat lima langkah yaitu mengidentifikasi masalah, orientasi pada subyek, membuka pikiran atau wawasan peserta didik (open mindset), pembiasaan, dan role mode. Pertama, mengidentifikasi masalah memuat tentang cara guru mengidentifikasi permasalahan peserta didik terlebih dahulu. Kedua, orientasi pada subyek memuat tentang cara guru memusatkan pada kebutuhan peserta didik. Ketiga, membuka pikiran atau wawasan peserta didik di mana guru membuka pikiran peserta didik dengan cara pendidikan yang menyadarkan dan rasional yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, pembiasaan memuat cara guru untuk membiasakan PAI secara kontekstul di era teknologi, dan role mode yaitu cara guru untuk memberikan suri tauladan kepada peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah. (Tim Humas UIN Suka/Antok Wesman-Impessa.id)