Feature

BAMBIE ZERO, Pantomim Dari Belanda, Berhasil Memukau Publik Jogja

BAMBIE ZERO, Pantomim Dari Belanda, Berhasil Memukau Publik Jogja

BAMBIE ZERO, Pantomim Dari Belanda, Berhasil Memukau Publik Jogja

Impessa.id, Yogyakarta, Indonesia: Grup teater pantomim asal Belanda Bambie berhasil tampil sukses memukau publik Jogja saat tampil di Pendhapa Art Space (PAS) Dongkelan Yogyakarta, Rabu malam (12/7/2023).

Lakon “Bambie Zero” menceritakan dua orang laki-laki mencari makna dari segala sesuatu dengan menarik diri ke dunianya yang absurd disajikan khusus untuk orang dewasa dengan cara yang intim, lucu dan terkadang aneh.

Dua orang mencari 'makna dari segala sesuatu' di Bambie Zero. Mereka menarik diri ke alam semesta mereka yang absurd dan melakukan penelitian tentang kehidupan, namun mereka menghalangi penelitian itu sendiri. Bambie Zero adalah dagelan slapstick fisik dan filosofis tentang kesedihan dan keindahan dari kegagalan.

Selama lebih dari 25 tahun Grup Teater Pantomim Bambie membuat pertunjukan teater visual yang jenaka dan memikat, di mana tubuh adalah cermin dari jiwa manusia. Sejak didirikan, Bambie telah berkembang menjadi aset berharga di kancah teater Belanda.

Bambie Zero adalah dagelan slapstick dan filosofis tentang kesedihan dan keindahan dari kegagalan. Dalam pertunjukan tersebut, dua orang laki-laki mencari makna dari segala sesuatu, di mana mereka menarik diri ke dunia mereka yang absurd untuk melakukan penelitian bermakna, tetapi justru menghalangi penelitian itu sendiri.

Pertunjukan pantomim asal Belanda itu terinspirasi dari novel berjudul Bouvard & Pécuchet (1881) karya Flaubert, lagu Ne me quitte pas (1959) karya penyanyi Belgia Jacques Brel, dan lukisan hitam karya Malevich.

Dilansir dari Antara, Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Komunikasi Kedutaan Besar Belanda di Jakarta Jaef de Boer mengatakan “Pertunjukan pantomim Bambie memungkinkan kita untuk melihat kembali kehidupan kita yang penuh dengan tampilan yang indah, pertengakaran, slapstick dan perasaan yang kita kenal lewat sebuah pertunjukan visual yang memikat”.

Meski berasal dari Belanda, “Bambie Zero” mengangkat topik-topik yang bersifat universal dan relevan untuk orang Indonesia. Jaef de Boer mengatakan pertunjukan pantomim itu menunjukkan alasan mengapa kehidupan jangan dianggap terlalu serius.

Pertunjukan Bambie di tiga kota di Indonesia, diawali di Erasmus Huis Jakarta pada 8 Juli,  kemudian di Pendhapa Art Space Yogyakarta pada 12 Juli dan terakhir di Universitas Negeri Makasar pada 18 Juli 2023.

“Kami senang bertemu dengan audiens kami di Indonesia. Kami berharap penonton dapat tersentuh oleh bahasa teater yang absurd dan universal yang kami bawakan. Tentu saja, kami juga berharap dapat menginspirasi dan terinspirasi,” ujar Jochem Stavenuiter dan Paul van der Laan, aktor dan pendiri Bambie, usai pementasan di Pendhapa Art Space Yogyakarta, Rabu malam (12/7/2023).

Disela-sela euphoria, Dra Daruni MHum, Dosen Jurusan Tari ISI Yogyakarta, yang juga pemain teater, pemain Kethoprak, kepada Impessa.id menuturkan pendapatnya bahwa setelah vakum sekian lama, Bambie Zero muncul kembali dan langsung keliling dunia, dengan tiga kali pentas di Indonesia masing-masing di Jakarta, di Yogyakarta dan di Makassar.

“Penampilan Bambie Zero begitu bebas, tidak terikat dengan Gerakan ala tarian klasik eropa yang umumnya dilakukan oleh para pantomime. Mereka berdua bebas berekspresi untuk mengungkapkan apa yang mereka ingin sampaikan kepada audience,” tutur Daruni. (Feature Impessa.id by Antok Wesman)