Event

Kompetisi Robot Indonesia 2018 Di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Kompetisi Robot Indonesia 2018 Di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

peragaan Robot Tari pada Kontes Robot Seni Tari Indonesia - KRSTI di Sportorium Kampus UMY, Rabu (11/07/18)

Impessa.id, Jogja : Rangkaian persiapan Kompetisi Robot Indonesia –KRI Nasional dimulai sejak Selasa (10/07/18) mencakup, kedatangan, registrasi peserta, hingga welcoming dinner. Agenda Rabu (11/07) Technical Meeting (TM) bagi peserta kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), untuk me-review aturan yang sudah ditetapkan oleh juri.

“Adanya technical meeting ini sebenarnya untuk mereview aturan yang sudah kami bagikan kepada peserta sejak Oktober tahun lalu. Dan diharapkan peserta yang masih belum paham dengan aturan yang sudah ada dapat menanyakan, sehingga mereka bisa menyesuaikan aturan yang sudah dibuat,” ungkap Gigih Prabowo selaku Juri sekaligus pembicara.

Bertempat di Gedung K.H Ibrahim lantai dua Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, TM diikuti oleh 14 peserta. Gigih menyampaikan terkait dengan kualifikasi robot seperti tinggi dan bobot, posisi arena yang terdiri dari Zona A, B, C, dimana setiap zona tersebut robot harus bisa berganti gaya sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan dengan waktu tampil selama empat menit.

Pada kategori KRSTI yang mengusung tema Penari Remo dari Jawa Timur, pertandingan dilakukan tiga putaran. Putaran pertama sebagai babak penyisihan, putaran kedua untuk tim delapan besar dan putaran ketiga menampilkan empat besar terbaik yang nantinya menjadi Juara Satu, Dua, Tiga dan Harapan. 

Gigih menyampaikan untuk Lomba tahun ini telah di-review kembali aturan pokok yang belum sesuai, seperti ukuran robot dan sistem informasi yang dikirim dari robot ke juri. Gigih berpesan kepada seluruh peserta agar melakukan yang terbaik dan membawa hasil yang maksimal bagi timnya.

“Mudah-mudahan acara berjalan lancar dan peserta melakukan yang terbaik. Menang dan kalah adalah hal yang wajar dalam perlombaan, yang terpenting saat ini adalah pengalaman dan ilmu yang bisa diperoleh melalui KRI tahun ini,” ungkapnya. 

Ke-14 tim tersebut, yakni, tim robotik Dago Concordia dari Institut Teknologi Bandung, Vi-Rose dari Institut Teknologi Sepuluh November, Erisa dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Pagaruyuang dari Politeknik Negeri Padang, CMCS Art dari Politeknik Negeri Ujung Pandang, Robogen dari STMIK Mitra Lampung, Lanange Jagad dari Universitas Ahmad Dahlan, Nakula-Nayaka dari Universitas Brawijaya, Alfan dari Universitas Gadjah Mada, Azzahraly dari Universitas Negeri Surabaya, Rosemery dari Universitas Negeri Yogyakarta, Euro Arte dari Universitas Sam Ratulangi, Jan'nah dari Universitas Semarang, dan Badaya Sas dari Universitas Telkom Bandung. (ns/tok)