Ekonomi-Bisnis

Importir Asing Menjual Gula Semut Kulon Progo Seharga Sepuluh Kali Lipat Dari Harga Pembelian

Importir Asing Menjual Gula Semut Kulon Progo Seharga Sepuluh Kali Lipat  Dari Harga Pembelian

Bupati Kulon Progo yang adalah Dokter Spesialis Kandungan, Hasto Wardoyo mengungkapkan ketimpangan perdagangan Gula Semut olahan UMKM Kulon Progo oleh importir asing, pada peringatan Hari UMKM Internasional 2018.

Impessa.id, Jogja : Jangan berbangga hati dahulu jika merasa daerahnya berhasil meng-ekspor produk ke luar negeri, karena terkadang malah membuat pilu hati, seperti yang dialami Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, dengan produk khusus yang sangat langka, berupa Gula Semut yang biasa disebut dengan Gula Merah, Gula Jawa atau Gula Kelapa.

Produk Gula Semut itu dibeli oleh importir diborong dengan harga per-kilogram-nya 22-ribu rupiah dari Koperasi Gula Semut di Kulon Progo, kemudian dikirim ke Singapura dan di sana dijual ke publik dengan harga 25-ribu rupiah per-ons-nya atau 250-ribu rupiah per-kilonya, lebih dari 10-kali lipat dari harga pembelian. Membeli dengan harga serendah-rendahnya dan menjualnya dengan harga setinggi-tingginya, agar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, begitulah Kapitalis!

Dunia perdagangan yang tidak adil tersebut terungkap saat bincang-bincang wartawan dengan Bupati Kulon Progo dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, KFER yang didampingi Koordinator ICSB – International Council for Small Business Daerah Istimewa Yogyakarta GKR Bendara dan Vice President of ICSB Indonesia Ardhi Ridwansyah serta Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Sri E Nurkyatsiwi, pada peringatan Hari UMKM Internasional 27 Juni 2018 di Jogja C3 – Community Creative Center Jalan HOS Cokroaminoto No. 162 tegalrejo, Yogyakarta. Rabu (27/06/18).

Melihat ketimpangan tersebut, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo yang saat itu mengenakan baju Batik motif Gebleg Renteng khas Kulon Progo, tetap berupaya gigih menggandeng berbagai pihak untuk bahu-membahu menguasai pasar Brown Sugar di dalam negeri sendiri, agar mempunyai bargaining position,  sehingga tidak dipermainkan lagi oleh importir asing.

“Gula Semut Kulon Progo itu sudah Sertifikasi Organik dan Sertifikasi Indikasi Geografis, dengan produksi sebanyak sembilan ton per-hari, 95% nya di ekspor, harga rata-rata 20-25 ribu rupiah per-kilogram, diihasilkan oleh sekitar lima ribu petani yang terkonsentrasi di Kecamatan Kokap, Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, dan hasilnya dihimpun lewat Koperasi Desa”, tutur Bupati Hasto Wardoyo.

Untuk pertamakalinya di Indonesia, peringatan Hari UMKM Internasional di Yogyakarta adalah bagian dari peringatan serupa serentak secara nasional di tiga kota lainnya yakni di Banda Aceh, Jakarta dan Manado. Di Yogyakarta peringatan Hari UMKM Internasional 2018 ditandai dengan talkshow mengundang seratus pelaku UMKM se DIY.

Dalam pada itu Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Sri E Nurkyatsiwi, mewakili Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM yang juga President ICSB Indonesia, Hermawan Kartajaya, menyampaikan harapan melalui tema “Humane Entrepreneurship for better Indonesia”, seluruh UMKM dan Star-Up Indonesia dapat menerapkan konsep kewirausahaan yang mengedepankan nilai-nilai manusiawi guna meningkatkan daya saing, lebih professional, semakin produktif, kreatif dan berjiwa entrepreneurship yang tinggi. (ant)