Feature

Kunjungi Muspusdirla, Kenang Perjuangan Pahlawan Angkatan Udara

Kunjungi Muspusdirla, Kenang Perjuangan Pahlawan Angkatan Udara

Kunjungi Muspusdirla, Kenang Perjuangan Pahlawan Angkatan Udara

Impessa.id, Yogyakarta: Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kolonel Sus Yuto Nugroho mengajak pengunjung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala -Muspusdirla mengenang peristiwa jatuhnya ibu kota Republik Indonesia Yogyakarta.

Diceritakannya, Minggu 19 Desember 1948 pukul 05.30 belasan pesawat tempur Belanda, termasuk pesawat B-25 Mitchell melepaskan sejumlah bom di Pangkalan Udara Maguwo, disusul tembakan dari lima pesawat pemburu P-51 Mustang dan sembilan pesawat P-40L Kitty Hawk.

"Saat itu Pangkalan Udara Maguwo hanya dijaga 150 orang Pasukan Pertahanan Pangkalan di bawah pimpinan Kadet Kasmiran.  Namun walaupun kalah jumlah personel dan persenjataan, Pasukan Pertahanan Pangkalan mampu memberikan perlawanan tak kurang dari satu jam lamanya, sebelum akhirnya dapat dilumpuhkan," terang Kolonel Sus Yuto Nugroho saat memandu keluarga Renova, pengunjung asal Karanganyar, Minggu (18/12).

Diungkapkannya jenis pesawat B-25 Mitchel yang digunakan Belanda untuk merebut Pangkalan Udara Maguwo kini menjadi koleksi Muspusdirla.

Akibat dari Agresi Belanda, lanjut Kolonel Sus Yuto Nugroho, pukul 08.00, Pangkalan Udara Maguwo berhasil dikuasi, dan Belanda menyita beberapa pesawat terbang diantaranya pesawat Yokosuka K5Y Willow Cureng, pesawat de Havilland DH-86 RI-008), dan satu pesawat amfibi PBY Catalina RI-006.

"Setelah merebut Pangkalan Udara Maguwo, sore hari Belanda memasuki kota Yogyakarta menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta para pejabat tinggi lain yang berada di Gedung Agung. Penangkapan para bapak bangsa menandai jatuhnya Ibu Kota Republik Indonesia Yogyakarta.

"Tiga hari kemudian, Presiden Soekarno diterbangkan ke Sumatera untuk diasingkan," ungkap Kolonel Sus Yuto Nugroho.

Peristiwa yang terjadi 19 Desember 1948 itu menurut Kolonel Sus Yuto Nugroho patut menjadi teladan, karena gigihnya para anggota Pangkalan Udara Maguwo dalam mempertahankan pangkalan dari serangan Belanda dalam Agresi Militer Kedua.

Renova mengaku gembira usai mengunjungi Muspusdirla. Menurutnya, kunjungan kali ini merupakan kunjungannya yang ketiga.

"Tidak bosan mengunjungi Muspusdirla, karena selain rekreasi melihat aneka jenis pesawat, juga mendapat banyak cerita khususnya cerita sejarah Angkatan Udara dan kegigihan para pahlawannya," pungkasnya. (Humas Muspusdirla/Antok Wesman-Impessa.id)