Sastra Bulan Purnama Angkat Buku Yang Gaib dan Yang Kasatmata
Impessa.id, Yogyakarta: Pada bulan Oktober 2022, Sastra Bulan Purnama memasuki edisi ke-133, atau sudah genap 11 tahun. Dalam edisi ini, satu buku karya Dewi Anggraeni berjudul ‘Yang Gaib dan Yang Kasatmata’, diterbitkan penerbit Ombak Yogyakarta, mengisi Sastra Bulan Purnama, pada Sabtu 15 Oktober 2022, pukul 15.00 WIB, di Tembi Rumah Budaya Jalan Parangtritis Km 8,4, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Dua narasumber membahas buku tersebut dan dua aktor teater dari Yogyakarta membacakan pethilan dari naskah yang ada di dalam buku tersebut. Dua narasumber itu ialah, Wahid Supriyadi, mantan Dubes RI di UAE dan Rusia, tinggal di Jakarta, dan Roswita Nimpuno Khaiyath, jurnalis dan penyiar radio Australia. Dua pembaca pethikan naskah masing-masing, Eko Winardi, aktor teater dan Nuning Deni Puspitasari, aktris teater.
Dewi Anggraeni, selain dikenal sebagai penulis buku ‘Yang Gaib dan Yang Kasatmata’ dan sejumlah buku fiksi lainnya, ia adalah seorang jurnalis dan menjadi koresponden majalah mingguan berita ‘Tempo’ di Australia. Dewi, yang menetap di Australian, untuk peluncuran buku ini hadir di Sastra Bulan Purnama, Tembi Rumah Budaya, Yogyakarta.
Dewi Anggraeini mengatakan, dalam buku ini, tidak semua cerita terjadi di satu negeri, dan kebetulan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris adalah bahasa primer saya, jadi saya dapat menyampaikannya dalam masing-masing bahasa itu, dan masih merasa bahwa saya langsung bertatap muka dengan pendengar atau pembaca yang berminat mengikuti alur peristiwanya
“Kesenangan yang saya dapat dari pengalaman berkisah ini, saya harapkan dapat diresap ke dalam kalbu yang membacanya. Kendati banyak pembaca menguasai kedua bahasa, ada pilihan untuk membaca dalam bahasa yang lebih cocok dengan moodnya waktu itu. Yang menguasai salah satu bahasa, tapi juga ingin tahu bagaimana alurnya tampil dalam bahasa yang lain, dapat juga mengaksesnya. Itulah persembahan saya untuk pembaca” kata Dewi Anggraeni
Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama menyebutkan, tidak terasa, SBP, kependekan dari Sastra Bulan Purnama, yang pertamakali diselenggarakan bulan Oktober 2011, pada edisi 133 ini, sudah memasuki usia 11 tahun. Satu kegiatan sastra, yang pada awalnya diisi pembacaan puisi penyair dari Yogyakarta, dan pada perkembangannya penyair dari berbagai kota di Indonesia hadir dan membacakan puisi karyanya di Sastra Bulan purnama.
“Pada perkembangan berikutnya, selain puisi yang ditampilkan, kumpulan cerpen dan novel juga dihadirkan di Sastra Bulan Purnama, tidak hanya dibacakan, tetapi juga dibincangkan, setidaknya seperti buku ‘Yang Gaib dan Yang Kasatmata’ karya Dewi Anggraeni ini” ujar Ons Untoro
Para penampil di Sastra Bulan Purnama, selain penyair dari Yogyakarta, juga datang dari kota-kota lain, Jakarta, Bekasi, Surabaya, Semarang, Malang, Mojokerto, Solo, Salatiga, Cilacap, Purwokerto, Purworejo, Tulungagung, Magelang, Blitar, Kudus, Padang, Aceh, Riau, dan Sumatra Utara.
“Di masa pandemi Covid-19 Sastra Bulan Purnama terus diselenggarakan, tetapi karena tidak boleh berkumpul, Sastra Bulan Purnama diselenggarakan secara daring disiarkan secara live di youtube. Dari kota masing-masing, para penampil hadir secara daring, saling berinteraksi, dan dimulai sejak awal pandemi april 2020, yang diberi tajuk Poetry Reading From Home,” imbuh Ons Untoro. (Ons/Antok Wesman-Impessa.id)