Feature

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Gelar Jogja Historical Orchestra

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Gelar Jogja Historical Orchestra

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Gelar Jogja Historical Orchestra

Impessa.id, Yogyakarta: Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta sukses menggelar Jogja Historical Orchestra bertajuk “Semangat Juang 1949 Mataram Menang” pada Rabu (29/6/2022) di Regol Barat Kepatihan Jalan Malioboro Nomor 18. Kegiatan itu mengusung kolaborasi musik orchestra gamelan dan wayang dalam satu kemasan pertunjukan dengan didukung tampilan animasi grafis yang semakin menghidupkan acara.

Pentas digelar dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah Jogja Kembali, sekaligus media refleksi bagi generasi muda dalam meneladani perjuangan pahlawan dalam menegakan kedaulatan negeri ini.

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Ir Aman Yuriadijaya MM  menyatakan dukungannya terhadap pentas sejarah Jogja Historical Orchestra. “Pertunjukan tentang sejarah dapat menjadi media alternatif pembelajaran sejarah bagi generasi muda sehingga tertanam jiwa-jiwa nasionalisme untuk mencintai bangsanya,” ujarnya.

“Jogja Historical Orchestra menjadi refleksi yang menggambarkan perjuangan Jogja secara kontekstual namun tetap selaras dengan perkembangan zaman. Hal ini terlihat dari kolaborasi yang ditampilkan para insan seni dalam menyajikan sebuah pertunjukan yang menarik bagi generasi milineal lewat sebuah perpaduan orchestra, wayang dan gamelan,” imbuh Aman Yuriadijaya.

Pihaknya berharap melalui Selaras Juang Mataram Menang, generasi milineal dapat memaknai serta menyadari kebutuhan bangsanya dengan meneladani perjuangan para pendahulunya.

Fani Rickiansyah selaku pimpinan produksi acara berharap kolaborasi tersebut dapat menarik minat generasi milineal untuk mengenal kebudayaan dan sejarah bangsa khususnya Yogyakarta. Lewat kolaborasi sejarah dan seni pihaknya berharap seniman tidak hanya berperan sebagai agen rekreasi melainkan juga sebagai  agen edukasi yang turut andil dalam membentuk karakter generasi muda yang peduli terhadap sejarah bangsanya.

Rangkaian acara diawali dari penampilan seniman Malioboro dilanjutkan acara puncak yaitu kolaborasi pertunjukan orchestra gamelan dan pentas wayang sejarah.

Selaras Juang 1949 digambarkan dalam sebuah lakon wayang yang merepresentasikan adegan peristiwa Agresi Militer Belanda II, Serangan Umum 01 Maret dan Jogja Kembali dengan diiringi alunan gamelan. Sajian Puisi berjudul “Ibu Pertiwi” seakan merekonstruksi perjalanan bangsa Indonesia hingga dapat berdaulat. Penonton dibuat semakin hanyut dalam euforia masa revolusi ketika alunan lagu perjuangan “Sepasang Mata Bola” dan “Gugur Bunga” ciptaan Ismail Marzuki dilantunkan. Gelora semangat juang pun muncul ketika lagu “Maju Tak Gentar” dinyanyikan secara apik dibalut dengan iringan music orchestra.

Antusiasme terhadap pergelaran terlihat dari banyaknya pengunjung Malioboro yang turut menyaksikannya, bahkan beberapa penonton sayup-sayup ikut bersenandung ketika lagu-lagu perjuangan dikumandangkan.

Di akhir acara, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta memberikan apresiasi kepada seluruh seniman yang terlibat dalam Pentas Sejarah Jogja Historical Orchestra secara simbolis dengan pemberian hand bouquet kepada Fani Rickiansyah selaku pimpinan produksi, Danang Rajiv Setyadi selaku Komposer, dan Aneng Kiswantoro selaku sutradara.

Jogja Historical Orchestra menjadi sebuah refleksi bagi generasi muda dalam meneladani perjuangan bangsanya. Lewat setiap adegan wayang dan alunan lagu perjuangan, kita diajak untuk memaknai sebuah kedaulatan yang tidak semata-mata hadir begitu saja melainkan dari sebuah tetesan darah dan keringat dari para pahlawan. (Uul Jihadan/Antok Wesman-Impessa.id)