Feature

Pameran Seni Preeet Babi Kutil Di Kumpeni Coffee and Artspace Yogyakarta, 18 Mei - 18 Juni 2022

Pameran Seni Preeet Babi Kutil Di Kumpeni Coffee and Artspace Yogyakarta, 18 Mei - 18 Juni 2022

Pameran Seni Preeet Babi Kutil Di Kumpeni Coffee and Artspace Yogyakarta, 18 Mei - 18 Juni 2022

Impessa.id, Yogyakarta: Seni Preeet menyelenggarakan pameran gambar di Kumpeni Coffe & Artspace Kumpeni Coffe & Art Space, Jl. Nyai Akhmad Dahlan No. 32, Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta, pada tanggal 18 Mei – 18 Juni 2022 dengan tema “Babi Kutil” dan dibuka oleh Supono Pr. adik dari Soenarto Pr. pendiri Sanggar Bambu, sebuah sanggar legendaris Indonesia yang didirikan 1 April 1959 berada di Yogyakarta.

Pameran gambar “Babi Kutil” merupakan partisipasi Seni Preeet dalam rangka merayakan Hari Menggambar Nasional yang diikuti oleh 250 komunitas yang ada di beberapa kota di seluruh Indonesia dan di Yogyakarta sendiri diikuti 50 komunitas.

Dalam project Seni Preeet #5 Babi Kutil menampilkan karya Riki Antoni, Dadang Imawan, Dadah Subagja, Deden FG, Windi Delta, Edi Priyanto, Paul Agustian, Ratih Alsaira, Nurify, Nandanggawe, Wanjono, Syahrul (Arul), Ambar Pranasmara, Ridho Scoot, Dody (Ahmad Arif Affandi), Danang Lemu, Na’illa Ika Suzana (Zee), Cecep R Wangsamerta (Kekev), dan Iqbal, dengan menampilkan penulis muda Fransica Angel.

Selain itu menampilkan karya dari Guru Kehormatan antara lain karya Supono Pr dan pelukis  Soengeng Sumaryono (Alm). Keterlibatan guru kehormatan itu sebagai bentuk penghargaan seniman generasi muda terhadap pendahulunya yang memberikan motivasi dan inspirasi.

Penulis kuratorial pameran “Babi Kutil” Jajang R Kawentar menuturkan, Project Seni Preeet #5 mereprsentasikan bagaimana semangat gagasan berinisiatif dan berimajinasi manusia purba modern itu dalam menggambarkan objeknya menjadi motivasi seniman preeet berkarya gambar.

Seni Preeet memiliki konsep dalam memahami gambar dan menggambar, dimana menggambar adalah cara bagaimana segala sesuatu yang terdapat dalam gagasan itu divisualkan dan kemudian diwujudkan. Menggambarkan ide dan gagasan tidak cukup pada istilah drawing, namun sampai pada mewujudkan atau menjadikan gagasan tersebut. Sehingga ide atau gagasan gambar menjadi nyata. Pengertian menggambar menjadi sangat luas dan koperhansif.

“Imajinasi dalam gagasan seniman itu nyata, mewujudkan ide dan konsep itu kita sebut menggambar. Oleh karena itu Seni Preeet punya alasan untuk tidak mengukuti praktik pada umumnya, harus membuka wawasan baru tentang menggambar tersebut. Kita berharap apa yang dilakukan secara bersama ini ada pencerahan pengetahuan,” ujar Jajang.

“Apa yang mereka tampilkan adalah keterkaitan gagasan dengan semangat saat memulai menggambar.Babi Kutil, sesui pemahamannya sendiri. Babi Kutil bersaksi sebagai tanda jaman yang telah ditorehkan di negeri Indonesia. Tempat bangsa yang besar, sebuah tanda bahwa negeri ini memiliki peradaban tinggi, dan memgambar menjadi tradisi sejak masa dulu,” jelasnya.

Menurut peneliti sejarah, Babi Kutil yang digambar oleh manusia purba modern Homo Sapiens adalah gambar figurative tertua di dunia sekitar 45.500 tahun silam itu berada di dinding goa kapur Leang Tedongnge Sulawesi. Babi Kutil merupakan endemik babi hutan yang berada di pulau Sulawesi yang menjadi penanda sejarah bahwa pertama kali manusia purba modern menggambarkan hewan. Menurut Profesor Adam Brumm dari Australian Research Center for Human Evolution, “Gambar Babi Kutil Sulawesi kami temukan di goa kapur Leang Tedongnge yang sekarang menjadi lukisan karya seni paling awal di dunia.” (Kompas)

“Kita tidak meminta untuk menggambar Babi Kutil tersebut, namun bagaimana semangat gagasan berinisiatif dan beberimajinasi manusia purba modern itu dalam menggambarkan objeknya menjadi motivasi seniman preeet berkarya gambar. Oleh karena itu Seni Preeet punya alasan untuk tidak mengukuti praktik pada umumnya menggambar pada kertas atau kanvas. Kita harus membuka wawasan baru tentang menggambar tersebut, upaya seni Preeet memberi inspirasi dan gagasan baru kepada masyarakat, terutama pada perkembangan seni menggambar atau drawing tersebut,” imbuh Jajang lebih lanjut.

“Menggambar di atas kertas atau kanvas dianggap biasa dan sudah dapat kita lewati. Sehingga butuh media baru dan Teknik baru dalam berkarya gambar. Hal ini menjadi catatan penting di dunia seni rupa kita, meskipun apa yang kita lakukan mungkin sudah ada yang melakukannya. Kita berharap apa yang dilakukan secara bersama ini akan ada pencerahan pengetahuan bagi para perupa. Prediksi karya yang ditampilkan pada pameran merayakan Hari Menggambar Nasional di setiap komunitas karya gambar di atas kertas atau di atas kanvas dengan menggunakan pencil, pena dan cat. Kita menghindari hal biasa-biasa saja, kita preeetkan,” pungkasnya. (Features of Impessa.id by Jajang RK-Antok Wesman)