Event

Kurangi Emisi Karbon, Journey to Zero Bergerak Bersama Agoge Birukan Langit Jogja

Kurangi Emisi Karbon, Journey to Zero Bergerak Bersama Agoge Birukan Langit Jogja

Kurangi Emisi Karbon, Journey to Zero Bergerak Bersama Agoge Birukan Langit Jogja

Journey to Zero terus berkomitmen mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan khususnya generasi muda sebagai tanggung jawab masa depan

Impessa.id, Yogyakarta: Menjaga kelestarian lingkungan bukan lagi pilihan melainkan kewajiban untuk keberlanjutan kehidupan. #BirukanLangit menjadi gerakan bersama yang diinisiasi oleh Journey to Zero berkolaborasi bersama Katingan Mentaya Project -KMP, inisiatif restorasi ekosistem di hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah, dan Athletica Company (Athletica), perusahaan di industri olahraga. Untuk terus perkuat komitmennya dalam mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda akan pentingnya mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan, Journey to Zero bergerak bersama Agoge Cafe, adakan gerakan #BirukanLangit Jogja melalui ragam kegiatan, yaitu jalan sore dan bersepeda. Dengan mengusung tema “Yogyakarta: Part of The Nature”, Journey to Zero hadirkan diskusi terbuka guna giatkan kesadaran akan pentingnya mengurangi emisi karbon dan lingkungan yang berkelanjutan.

Kegiatan #BirukanLangit Journey to Zero yang dimotori oleh KMP juga mengedukasi inovasi dan metode pendekatan budaya lokal untuk mengurangi emisi karbon sebagai tanggung jawab masa depan. Syane Luntungan, Communication Manager dari KMP mengatakan “Dengan misi mengajak generasi muda bergerak, mengurangi emisi karbon untuk langit biru, kami terus mengajak mereka mengambil langkah-langkah yang mendukung kelestarian lingkungan. 0 emisi, 1 langit dan 2 roda adalah misi sekaligus strategi kami #BirukanLangit.” “Kami ucapkan terima kasih kepada Agoge café yang menjadi rumah bagi banyak pelari dan pesepeda Jogja mendukung gerakan #BirukanLangit. Inisiatif kolaboratif ini akan terus kami giatkan bersama lintas komunitas, karena kami sadari kami tidak bisa bergerak sendiri,” tambah Syane.

Sebagai bentuk kontribusi terhadap kelestarian dengan pendekatan budaya lokal, Jogja, kota budaya dengan alam lestari menjadi inisiasi destinasi gerakan kolaboratif ini. Arief Rachman Hakim, Co-Founder, Agoge café mengatakan “Sebagai rumah bagi para pecinta olahraga, khususnya para pesepeda dan pelari, dan tuan rumah #BirukanLangit Jogja, kami sangat senang atas kolaborasi bersama Journey to Zero, yang mana sejalan dengan misi dan aspirasi kami, yaitu mengurangi emisi karbon. Berkegiatannya komunitas pesepeda dan pelari di Agoge menyusuri pedesaan di Jogja adalah budaya yang akan terus kami jaga. Karenanya kami berterima kasih atas aksi baik nyata ini sebagai wadah edukasi emisi karbon untuk sama-sama terus menjaga kelestarian lingkungan sekaligus budaya.”

Melengkapi suasana diskusi kampanye emisi karbon dan lingkungan berkelanjutan di Agoge café, Salman Faridi sebagai penulis turut berkontribusi melalui sastra pada instalasi yang terpasang di Agoge café. “Dengan misi mengurangi emisi karbon, medium teks pada instalasi ini menjadi media di mana orang bisa berhenti sejenak untuk membaca yang mana tidak meninggalkan jejak karbon dibandingkan media audio visual yang membutuhkan energi listrik. Hadirnya tulisan ini di Agoge café juga diharapkan bisa menjadi pertemuan ruang dan waktu bagi pembaca generasi muda untuk terinspirasi dan menginspirasi menciptakan gaya hidup sehat, menjaga lingkungan, menurunkan tingkat emisi karbon, dan membuat langit semakin biru sebagai bagian dari journey zero emission.”

Kesadaran untuk terus mengurangi jejak karbon di lingkungan membutuhkan aksi bersama, karenanya Journey to Zero pun hadir sebagai bagian dari inisiatif untuk permasalahan global ini. Selain itu, dengan perkembangan teknologi dan kemudahan serta kecepatan jalur komunikasi, kampanye #BirukanLangit kini pun hadir dengan dukungan aplikasi yang bisa diakses melalui smartphone. Aplikasi Journey to Zero berfungsi sebagai perekam jarak dan menjadi ruang pegiat #BirukanLangit saling terhubung dan terinspirasi. (Syane Luntungan/Antok Wesman-Impessa.id)