Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi, Semangat Bersatu Bangsa Mentransendensikan Perbedaan
Impessa.id, Yogyakarta: Meski memiliki beragam budaya dan ratusan bahasa, suku-suku bangsa Indonesia di Indonesia bermufakat membentuk satu identitas kebangsaan yang sama. Dimotori oleh peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928, kesadaran tentang perbedaan tidak menjadi dasar untuk menciptakan sekat-sekat sosial. Kesadaran tersebut justru ditransformasikan menjadi semangat untuk bersatu mendirikan negara Indonesia. Alih-alih memecah, semangat bersatu ini mampu mentransendsikan perbedaan yang ada.
Pesan tersebut disampaikan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof Yudian Wahyudi, di hadapan ratusan pemuda dan tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Aula El Tari Kupang, Kamis (10/12/2021), dihadiri Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Pimpinan Forkopimda Provinsi, dan seluruh kepala dinas SKPD Provinsi NTT.
Berpidato dengan ikat Timor yang diselempangkan oleh Gubernur di bahunya, Prof Yudian Wahyudi menyatakan bahwa transendensi atas perbedaan membuat bangsa Indonesia patut berbangga di hadapan bangsa-bangsa lain. “Tidak semua negara besar yang heterogen memiliki bahasa nasional tunggal pemersatu seperti bahasa Indonesia,” terangnya. Prof Yudian berharap para pemuda di NTT, terutama purnapaskibraka yang ditetapkan sebagai Duta Pancasila, mampu meneladani semangat persatuan ini dan mempraktikkan nilai-nilai kebangsaan dalam laku hidup sehari-hari.
Sejalan dengan pesan Prof Yudian, Gubernur Viktor Laiskodat juga menekankan pentingnya menghidupkan semangat persatuan nasional tanpa harus menihilkan identitas lokal. “Kemampuan mempertahankan budaya dan kekhasan daerah seperti ikat dan industri peternakan justru bisa memberikan dampak positif meningkatnya kesejahteraan masyarakat lokal,” tegas Viktor Laiskodat. Dalam kesempatan itu, Viktor Laiskodat memberikan apresiasi kepada BPIP yang hadir di NTT untuk mengingatkan warisan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi muda yang mulai lupa dengan kepribadian bangsa.
Kepala BPIP beserta rombongan berkunjung di Kupang selama dua hari, sejak Rabu (8/12). Di Aula El Tari, serangkaian acara diselenggarakan mulai dari Penetapan Purnapaskibraka Duta Pancasila, Deklarasi Jejaring Panca Mandala, dan Penandatanganan MOU antara BPIP dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari BPIP turut hadir mendampingi Prof Yudian adalah anggota Dewan Pengarah BPIP Pdt Andreas Yewangoe, Deputi bidang Hubungan Antarlembaga Ir Prakoso, Stafsus Dewan Pengarah Antonius Benny Susetyo, dan beberapa pejabat pratama. (Uthbek/Humas UIN Suka/Antok Wesman-Impessa.id)