Gelar Virtual Kesenian Rakyat Oglek dan Angguk, Minggu, 24 Oktober 2021 Pukul 19.00 WIB via YouTube ISI Yogyakarta
Gelar Virtual Kesenian Rakyat Oglek dan Angguk, Minggu, 24 Oktober 2021 Pukul 19.00 WIB via YouTube ISI Yogyakarta
Impessa.id, Yogyakarta: Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia -ISI Yogyakarta bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan -Kemenko PMK menyelenggarakan Gelar Virtual Kesenian Rakyat, dalam Rangka Penguatan Revolusi. Dalam pentas virtual ini ditampilkan Kesenian Oglek dan Kesenian Angguk dari Desa Tuksono, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Pentas virtual berlangsung Minggu, 24 Oktober 2021, pukul 19.00 WIB, melalui Kanal Youtube ISI Yogyakarta.
Kesenian Oglek dan Angguk merupakan dua kesenian asli dari Kabupaten Kulon Progo. Kesenian Oglek menonjolkan gerak tari yang dinamis dan ritmis berupa gerakan patah-patah agresif. Tarian ini dilakukan secara berkelompok dengan empat penari dan satu pawang. Para penari menggunakan kostum yang terdiri dari iket kepleng, jarik sapit urang, celana panji dengan mengendarai kuda kepang dan bersenjatakan pedang. Penari menari mengikuti irama gamelan yang dimainkan. Sedangkan pawang membawa cemeti yang pada waktu tertentu selalu digunakan untuk memukul tetapi tidak menyakiti (mecut, Bahasa Jawa) para penari. Pawang juga bertugas sebagai “tukang suwuk” yang menyembuhkan para penari yang mengalami kesurupan.
Kesenian Angguk merupakan ragam tari berkelompok. Tari Angguk menampilkan penari-penari cantik dengan menggunakan kostum seperti tentara Belanda, kacamata hitam, kaos kaki serta pakaian bercorak kebelanda-belandaan. Tarian ini didominasi oleh gerakan anggukan kepala dan terinspirasi oleh gerakan-gerakan dansa tentara belanda. Dalam setiap sajian Tari Angguk akan selalu disisipkan ajaran-ajaran moral yang disampaikan oleh para vokalis dalam bentuk Pantun, Petuah kehidupan, Pendidikan dan lain-lain.
Pentas virtual kesenian rakyat tersebut dihelat sebagai upaya penguatan revolusi mental melalui aktivitas seni dan budaya. Kolaborasi penyelenggarakan pentas virtual itu merupakan bentuk gotong royong yang menjadi benteng ketahanan nasional. Semoga semangat gotong royong terinternalisasi dalam diri masyarakat sehingga mampu bangkit di era pandemi serta mampu menyelesaikan berbagai problematika yang dihadapi secara kolektif. (Heri Abi Burachman Hakim/Antok Wesman-Impessa.id)