Erick Thohir, Pandemi Covid-19 Menyadarkan Perlunya Paradigma Baru Sinergi Global Dibangun
Impessa.id, Yogyakarta: Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara United Nations Global Compact Leader Summit 2021 secara virtual dari Jakarta, Rabu siang (16/06/2021), mengatakan, “Pandemi Covid-19 menyadarkan kita, perlunya paradigma baru bagaimana sinergi global harus dibangun dan mendorong terciptanya peluang yang tidak pernah terjadi sebelumnya untuk bersama membangun dunia yang lebih baik. Untuk itu kita perlu memfokuskan kembali strategi dan segenap sumber daya secara adaptif melawan Covid-19, sekaligus menjawab tuntutan melaksanakan kebijakan yang inheren dan langkah-langkah berkelanjutan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bisnis, untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).
UN Global Compact Leaders’ Summit 2021 digelar secara virtual mempertemukan lebih dari 20.000 pemimpin bisnis, Pemerintah, PBB, dan Masyarakat Sipil. Informasi lengkap mengenai kegiatan tersebut dapat diakses melalui tautan http://bit.ly/UNGCLS2021
Indonesia Global Compact Network (IGCN) merupakan jaringan lokal dari UN Global Compact, sebuah seruan untuk perusahaan di mana pun guna menyelaraskan operasi dan strategi mereka dengan 10 prinsip universal di bidang hak asasi manusia, tenaga kerja, lingkungan dan anti-korupsi, serta untuk mengambil tindakan dalam mewujudkan tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang dicanangkan PBB.
UN Global Compact adalah platform kepemimpinan untuk pengembangan, implementasi, dan pengungkapan praktik perusahaan yang bertanggung jawab. Diluncurkan pada tahun 2000, UN Global Compact merupakan inisiatif keberlanjutan perusahaan-perusahaan besar di dunia yang beranggotakan lebih dari 12.000 perusahaan dan 3.000 non-bisnis di lebih dari 160 negara dan 70 Jaringan Lokal.
Sebagai upaya menguatkan komitmen Indonesia di tataran global terhadap komitmen pencapaian TPB/SDGs, Erick Thohir menguraikan peranan penting BUMN. “Di samping sebagai perusahaan yang profit oriented, BUMN juga berperan sebagai agen pembangunan dan memiliki misi khusus menyediakan layanan publik untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Peran ganda ini semakin penting pada masa sulit pandemi Covid-19. Transformasi BUMN dengan menyoroti pelaksanaan GCG, SDGs dan respon Covid-19 adalah kegiatan bertautan yang tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Erick Thohir menguraikan langkah strategis dalam melaksanakan transformasi BUMN. “Untuk meningkatkan resiliensi dan daya saing BUMN, akan dilakukan restrukturisasi klaster industri dari 27 ke 12 dan portofolio bisnis dari 145 menjadi 41 sampai tahun 2023. BUMN berkomitmen untuk mengedepankan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) selaras dengan SDG 19 (Perdamaian, Keadilan dan Institusi yang Tangguh), menerapkan ISO 37001 Anti Bribery Management System dan pengelolaan terpusat untuk mengurangi beban fiskal BUMN,” ungkapnya.
Yang juga menarik perhatian adalah pernyataan Erick tentang Kesetaraan Gender (Gender Equality, SDG 5) di mana ia menargetkan untuk meningkatkan jumlah perempuan yang menduduki kursi kepemimpinan sebanyak 15% pada tahun 2021 dan 20% pada tahun 2023, sebagai indikator kinerja milik direksi di seluruh BUMN. Selain Climate Action, Target Gender Equality juga merupakan fokus PBB. (Soraya-Communications IGCN/Antok Wesman-Impessa.id)