Feature

Prambanan Jazz Virtual Festival 2020, Konser Live Streaming Durasi Terpanjang Di Candi Prambanan

Prambanan Jazz Virtual Festival 2020, Konser Live Streaming Durasi Terpanjang Di Candi Prambanan

Prambanan Jazz Virtual Festival 2020, Konser Live Streaming Durasi Terpanjang Di Candi Prambanan

Impessa.id, Yogyakarta: Prambanan Jazz Festival Virtual 2020 menjadi perhelatan live streaming yang disiarkan secara langsung dari venue dengan durasi terpanjang di Indonesia, yakni dari pukul 16.00 sampai 22.00 WIB. Tayangan itu mengadopsi pertunjukan langsung ke dalam bentuk virtual. Selain itu, Prambanan Jazz Virtual Festival -PJF, juga mengisi jeda waktu dengan mendekatkan penonton kepada artis melalui suasana belakang panggung PJF yang selama ini tidak pernah dibayangkan.

Kedatangan artis pengisi acara juga disorot, sehingga penonton bisa ikut membayangkan proses dari awal sampai akhir sebuah pertunjukan. Sekalipun penonton tidak bisa hadir langsung ke venue, namun sensasi menonton konser secara langsung tetap bisa dirasakan.

Rajawali Indonesia, sebagai promotor Prambanan Jazz Virtual Festival 2020, memasang wall fans. Melalui layar tersebut, mereka bisa langsung berinteraksi dengan artis seperti menonton konser musik secara  langsung. Demikian  pula  sebaliknya, para artis pengisi acara juga bisa melakukan interaksi dengan fans yang menyaksikan secara virtual dari rumah.

Sepanjang acara, penonton juga bisa menyaksikan pemutaran dokumenter Prambanan Jazz Festival, termasuk  menghadirkan wawancara dan cerita dari orang-orang di balik panggung perhelatan akbar yang telah berusia  enam  tahun ini. Dokumenter ini menegaskan Prambanan Jazz Festivalmenjadi satu-satunya festival musik kelas dunia yang lahir di Yogyakarta.

Lahir dari peleburan alunan melodi dan kemegahan Candi Prambanan, Prambanan Jazz Festival bukan sekadar  festival, melainkan dedikasi, loyalitas, dan perjuangan banyak tangan. Meskipun  sempat  mundur  satu  jam  karena  kendala  teknis akibat cuaca, Joko In Berlin tetap menjadi pembuka perhelatan Prambanan Jazz Virtual Festival pada hari pertama, Sabtu, 31 Oktober 2020. Band yang digawangi oleh Mellita Sie (vokalis), Kelana Halim (gitar), Fran Rabit (bass), Popo Fauza (keyboard) serta Aditya Subakti (drum), membawakan enam lagu, yakni 3 Am, Pesawat   Kertas, Misanthropy, Senyap, Senja, dan Euphoria.

Fourtwnty menjadi pengisi kedua di hari pertama Prambanan Jazz Virtual Festival 2020. Ari Lesmana,  sang  vokalis,  juga membawakan enam lagu berjudul Realita, Diam-Diam Kubawa Satu, Hitam Putih, Zona Nyaman, Nematomorpha dan Fana Merah Jambu.

Dilanjutkan  oleh Isyana  Sarasvati yang  tahun  ini kembali  mengisi  panggung Prambanan Jazz Festival. Di konser virtual ini, ia menyanyikan delapan lagu, yakni Lexicon, Sikap Duniawi, Mad, Ragu Semesta, Pendekar Cahaya, Lagu Malam Hari, Untuk Hati yang Terluka, dan Unlock The Key. “Saya  senang  bisa  bermain  lagi  akhirnya,  dan semoga ini menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan,” ujar Isyana Sarasvati di akhir penampilannya.

Pusakata menjadi penampil selanjutnya mengusung delapan lagu hits, berjudul, Berdua Saja, Kita, Kita Hanya Sebentar, Pejamkan Matamu, Jalan Pulang, Aku, Kau, dan Malam, Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan, dan Akad.

Tompi, yang dalam Prambanan Jazz Festival kali ini menjadi visual director, juga mengisi panggung  dan  menghibur  penonton dengan tujuh lagu yang sebagian besar andalannya, antara lain, Selalu Denganmu dan Menghujam Jantungku.

Perempuan muda berbakat bernama Dere, ikut meramaikan Prambanan Jazz Virtual Festival 2020 dengan single terbarunya berjudul Kota. Karya itu ditulis bersama dengan Tulus. “Saya  melihat  talenta  di  dalam  diri  Dere  yang mungkin dapat membawa karirnya berkembang jauh,” ujar Tulus.

Penampilan Tulus  menjadi  penutup  hari  pertama  Prambanan Jazz Virtual Festival 2020. Dalam live  streamingnya,  Tulus menyampaikan bahwa dirinya tidak sabar kembali ke Prambanan Jazz Festival seperti tahun lalu untuk bisa bertemu secara langsung. “Malam ini  saya  tampil  dengan  format berbeda, tapi tetap dengan semangat yang sama” Tulus  menyajikan sederet  lagu, seperti, Gajah, Jangan Cintai Aku Apa Adanya, Labirin, Tukar Jiwa, dan Adaptasi.

Founder sekaligus CEO Prambanan Jazz Festival, Anas Syahrul Alimi, menuturkan sebenarnya acara ini tidak sepenuhnya virtual. “Ini hybrid karena artis juga bermain langsung di venue,” ucapnya. Anas mengungkapkan  upaya  menghadirkan  penonton  ke  venue  secara  terbatas sudah dilakukan sampai detik-detik terakhir. Ia  sudah  membuat  konsep berdiri untuk penonton berupa kotak pagar yang berisi maksimal empat orang. Konsep ini diadopsi dari  konser di Newcastle Inggris. Namun, tidak mendapatkan izin karena situasi pandemi.

“Walaupun bukan menjadi sebuah kontestasi, keadaan menantang kami untuk bertahan di masa depan, dengan  mengusung konsep baru, Prambanan Jazz Festival kembali lagi dengan menggandeng tiga belas musisi terbaik Tanah Air, untuk membawa kembali kejayaan di tengah pandemi yang mengubah situasi,” kata Anas.

Co-Founder Prambanan Jazz Festival, Bakkar Wibowo, mengungkapkan festival ini mengusung semangat   kolaborasi dan bukan berkompetisi. Ia justru merasa khawatir  jika  kreativitas  mandeg, oleh karena  itu  senantiasa  berinovasi untuk menemukan rumus-rumus  baru  sehingga  festival  selalu  berjalan  di  segala  situasi. “Keberhasilan Prambanan Jazz adalah keberhasilan tim kami,” ucap Bakkar.

Protokol kesehatan ketat diberlakukan sepanjang Prambanan Jazz Virtual Festival 2020. Seluruh artis dan kru yang masuk ke venue wajib menunjukkan surat hasil rapid test. Gugus Tugas Covid-19 DIY juga berada di luar pintu  masuk dan mewajibkan pengunjung yang datang dan belum membawa surat hasil rapid test untuk mengikuti tes terlebih dulu.

Di dalam venue, seluruh  orang  tanpa  terkecuali  wajib  memakai  masker,  dan  jaga jarak. Fasilitas mencuci  tangan  serta hand sanitizer juga tersedia di sejumlah sudut. Sementara, pada hari kedua, Ardhito Pramono, The Everyday Band, Nadin Amizah, Pamungkas, Sinten Remen feat  Endah  Laras, dan  Yura  Yunita  menjadi  penampil perhelatan  musik bergengsi  ini. 

Para musisi  membawakan lagu-lagu mereka dalam jazz version. Sinten Remen feat Endah Laras, menghadirkan orkes musik keroncong, tribute  to  Djaduk  Ferianto.  Pada  kesempatan  ini, ada percakapan khusus bersama  orang-orang terdekat almarhum. Sebuah penghormatan untuk sang seniman  yang  telah  banyak  berkontribusi dalam dunia musik dan seni di Indonesia.

Informasi lebih lanjut mengenai Prambanan Jazz Festival bisa menghubungi hotline di nomor 08222.666.4343 atau website www.prambananjazz.com, social media (IG/FB/Twitter) @PrambananJazz. (Humas PJF/Antok Wesman-Impessa.id)