Pameran Drawing Wajah-Wajah Para Sahabat Karya Vincensius Dwimawan Di Tembi Rumah Budaya, 10-13 Oktober 2020
Agus Widhartono dan Kriswahyuni, sahabat Si Us, yang dipajang pada Pameran Drawing Wajah-Wajah Para Sahabat di Tembi Rumah Budaya, Sewon-Bantul, Yogyakarta, 10-13 Oktober 2020
Impessa.id, Yogyakarta: Vincensius Dwimawan, yang lebih dikenal dengan panggilan Si Us, telah membuat banyak drawing, yang menyajikan visual para wartawan dan seniman di Yogya, jumlahnya lebih dari 200 gambar. Dua tahun sebelumnya, ia pernah pameran drawing di Tembi Rumah Budaya, menampilkan wajah-wajah para wartawan, terutama yang ikut dalam satu paguyuban, yang disebut Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS), ada sekitar 70 drawing dipamerkan.
Pameran bertajuk “Wajah-Wajah Para Sahabat” diselengarakan 10-13 Oktober 2020 di Tembi Rumah Budaya jalan Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, dan diakhiri bincang-bincang dalam program Afternoon Tea, yang tiap selasa diselenggarakan di Tembi. Bincang-bincang bersama Si Us, dihelat Selasa 13 Oktober 2020, pukul 16.00-17.00 WIB.
(Ahmad Syaifi dan Imam Anshori Shaleh)
“Karena situasi Pandemi, pameran sengaja tidak ada pembukaan seperti sebelum muncul pandemi, karena ada larangan mengumpulkan banyak orang, maka pameran tanggal 10 Oktober 2020 mulai dipajang, dan publik boleh melihat asal tertib mengikuti protokol kesehatan. Sedangkan agenda pada 13 Oktober 2020, sekaligus sebagai penutup, ada acara bincang-bincang dengan Si Us di Afternoon Tea” Ujar Ons Untoro, selaku penyelenggara pameran.
Pameran diselenggarakan kerjasama Paguyuban Wartawan Sepuh dengan Tembi Rumah Budaya. Dua tahun lalu, di tempat yang sama, pameran drawing Si Us juga diselenggarakan kerjama dua lembaga tersebut. Kali ini Si Us kembali mamamerkan 48 karya drawingnya, menyajikan sahabat-sahabatnya, yang memiliki profesi beragam, tetapi memang sebagian besar wartawan yang ikut tergabung dalam PWS.
(Ashadi Siregar dan Roso Daras)
“Saya memang sengaja membuat drawing wajah-wajah yang saya kenal, dan mengambil dari sisi yang berbeda, sehingga penampilannya terlihat lain dari drawing yang pernah saya buat, misalnya saya membuat drawing wajah Ashadi Siregar dari sudut yang lain, dan terlihat lebih otentik” ujar Vincensius Dwimawan.
Berhubung sebagian drawing adalah sahabat yang dia kenal, maka pameran drawing kedua karya Si Us ini diberi tajuk “Wajah-Wajah Para Sahabat”, terutama yang tergabung dalam PWS. Mereka di antaranya, Ashadi Siregar, Imam Anshori Shaleh, Sugeng Wiyono, Roso Daras, Suharno PA, Purwadmadi, Hermuningsih, Dyah Kencono Puspito, Kriswahyuni, Made Suarjana, Agus Widhartono dan Khocil, yang dulu pernah aktif menjadi wartawan.
(Ons Untoro dan Made Suarjana)
Para wartawan yang tergabung dalam PWS ada yang sudah pensiun, namun ada yang masih aktif sebagai wartawan dan terikat dengan salah satu media cetak, atau media daring. Namun kebanyakan sudah pensiun sebagai wartawan, tetapi aktivitas menulisnya tidak berhenti, bahkan aktif menulis karya sastra seperti Sutirman Eka Ardhana, yang masih rajin menulis puisi dan beberapa buku puisinya sudah terbit.
Selain pernah menjadi wartawan, anggota PWS ada yang memiliki profesi lain, misalnya seperti Imam Anshori Shaleh, pernah menjadi anggota DPR RI, Wakil Ketua Komisi Yudisial, Pengacara. Suharno PA, setelah tidak aktif menjadi wartawan juga pernah menjadi anggota DPR RI dan sekarang staf ahli Korlantas. Ashadi Siregar, selain permah menjadi wartawan dan dikenal sebagai pendidik para wartawan, dikenal sebagai novelis. Novel yang terakhir terbit (2018) berjudul “Menolak Ayah”. Sementara Sumbo Tinarbuka, pengajar ISI Yogya dan Ahmad Syaify, ketika masih muda aktif sebagai wartawan dan sekarang menjadi Dekan FKG UGM.
Selain para wartawan anggota Paguyuban Wartawan Sepuh, ada wajah-wajah lain yang digambar Si Us, dan mereka memiliki aktivitas yang berbeda-beda, ada pengajar, praktisi IT, youtuber, dokter gigi, pegiat difabel, anggota IKWI Yogya, pegiat sosial, penyair dan lainnya. “Jadi, pameran drawing karya Si Us kali ini, menyajikan wajah-wajah dalam aneka aktivitas, tidak hanya para jurnalis,” ujar Ons Untoro. (Ons/Antok Wesman-Impessa.id)