Dies Natalis Ke-38 Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Transformasi Budaya Unggul untuk UWM Maju
Impessa.id, Yogyakarta: Menginjak usia yang ke-38 pada 7 Oktober 2020, Universitas Widya Mataram -UWM Yogyakarta menggelar beberapa tradisi acara sejak September 2020. Dies Natalis ke-38 UWM diwarnai dengan beberapa kegiatan seremonial, ilmiah, dan seni.
Ketua Panitia, Puji Qomariyah SSos MSi mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 mengharuskan kemampuan adaptasi bagi sivitas akademika UWM didalam proses akademik maupun non akademik sehingga keduanya tetap berjalan sesuai harapan. Pandemi Covid-19 juga membuat cerita dan rencana yang sudah disusun memerlukan modifikasi agar tetap bisa berjalan dengan tetap mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada.
“Pilihan penyesuaian pelaksanaan dies yang realistis ialah dengan metode bauran atau blended antara daring dan luring dengan harapannya publik luas bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda maupun hal-hal baru tentang perjalanan sejarah kampus UWM,” jelas Puji pada Minggu (4/10/2020).
Kampus berbasis budaya yang berdiri sejak 7 Oktober 1982, lanjut Puji, memiliki karakter berbeda sebagai lembaga pendidikan. UWM didirikan oleh (Alm) Sri Sultan Hamengku Buwono IX bersama KGPH Mangkubumi (saat ini Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus Gubernur DIY) sebagai pengejawantahan atas upaya untuk mencerdaskan kehidupan yang berbudaya, berbangsa dan bernegara.
Puji menjelaskan, Dies Natalis ke-38 mengangkat tema Transformasi Budaya Unggul untuk UWM Maju. Dari tema tersebut diaktualisasikan ke dalam ragam acara yang mewarnai agenda Dies Natalis ke-38 diantaranya, webinar Bilateral Program Studi Kewirausahaan Universitas Widya Mataram (UWM) bertajuk “Innovation Management in Rural Tourism” pada 12 September 2020. Webinar selanjutnya digelar oleh Fisipol UWM dan Komunitas Akademia Banua Banjar bertajuk “Masyarakat & Tanah Adat dalam Hukum Besi Korporasi: Siapa Untung & Buntung?” pada 13 September 2020.
“Kami juga memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk berkreasi melalui kompetisi vlog. Selain itu juga menyelenggarakan lomba nge-band online bagi para siswa SMA/SMK sederajat untuk menyalurkan bakat mereka di tengah kebosanan sekolah daring,” ujar Puji Qomariyah.
Pada tanggal 5 Oktober 2020 perwakilan sivitas akademika UWM melakukan ziarah dan doa di makam Raja Imogiri. Harapannya, tradisi itu dapat mengingatkan pada nilai historis pendirian UWM, mengenang dan menguatkan sense of belonging terhadap kampus.
Upacara Dies dilaksanakan pada 7 Oktober 2020 yang dalam pelaksanaannya mencakup orasi Dies oleh Dosen Fakultas Hukum UWM. Sementara itu, sebagai aktualisasi kampus berbasis budaya, pada hari yang sama UWM meluncurkan buku Kewidyamataraman dan pada penghujung acaranya ditutup dengan Perform Mini Orchestra Gamelan Kontemporer oleh Asor Project Gamelan. Acara disiarkan secara live Zoom dan streaming Youtube dari Pendopo Dalem Mangkubumen.
“Hal penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan adalah disiplin, etos kinerja, tanggung jawab, inisiatif, team work, sinergi dan kolaborasi,” imbuh Puji Qomariyah. (Wahyu Humas UWM/Antok Wesman-Impessa.id)