Event

Sultan Hamengku Buwono X Menyapa Warga Masyarakat Secara Tertulis, Rutin Setiap Selasa Pagi

Sultan Hamengku Buwono X Menyapa Warga Masyarakat Secara Tertulis, Rutin Setiap Selasa Pagi

Sultan Hamengku Buwono X Menyapa Warga Masyarakat Secara Tertulis, Rutin Setiap Selasa Pagi

Impessa.id, Yogyakarta-14 April 2020 : Sebagai upaya untuk memperkuat dan menindaklanjuti imbauan terkait Covid-19, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyapa masyarakat melalui agenda #SultanMenyapa setiap Selasa pada pukul 08.00 WIB, dimulai pada Selasa (14/04/2020) langsung dari Kepatihan Danurejan Yogyakarta. Sultan Menyapa setiap Selasa Pagi tersebut berbentuk pesan tertulis yang dipublikasikan melalui media sosial, media cetak, media online, dan sarana publikasi lainnya.

Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan tetap #dirumahaja. Tetap berada di rumah kecuali mendesak dan sangat penting, dan jika berpergian gunakan selalu masker. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan, kesabaran, dan ketabahan.

#JogjaElinglanWaspada

#JogjaBisa

#SultanMenyapa

#JogjaGuyubSesarengan

Program yang merupakan inisiasi Sultan HB X, secara rutin menyampaikan pesan kepada masyarakat agar selalu waspada dalam menghadapi pandemi Covid19, menginngat akhir-akhir ini, jalanan mulai ramai dibandingkan beberapa pekan sebelumnya. Pesan Sultan HB X diharapkan mampu memberikan penguatan atas pesan-pesan beliau sebelumnya di acara “Sapa Aruh” dan pesan agar masyarakat tidak Mudik Lebaran.

Seri pertama Sultan Menyapa berjudul “Mangasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi”, memberikan pengertian bahwa masyarakat tidak boleh egois, ilmu yang tinggi akan sangat berarti jika dapat diterapkan dan berguna bagi masyarakat lain, dan gotong-royong merupakan modal sosial terbesar rakyat Jogja untuk menghadapi pandemi bersama-sama.

Melalui rilis yang dikirim Ditya Aji Humas PemProv DIY, Sultan menuturkan, Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi, sejatinya dwitunggal-relasional, yang menggambarkan keterkaitan antara kesejahteraan, ilmu pengetahuan, sekaligus upaya menghargai alam serta lingkungan sekitar kita. Dalam kehidupannya, manusia tentu menginginkan kesejahteraan dan kesentosaan hidup, seperti yang tercermin dalam sesanti “Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Karta Raharja”.

Sultan mengatakan bahwa sebuah kesejahteraan hakiki, akan dapat diraih oleh manusia apabila mampu melewati segala coba dari Yang Maha Kuasa. Seperti halnya saat ini, ketika wabah virus Corona menjadi ujian bersama bagi manusia di seluruh dunia. Dapat dianggap sebagai sebuah pagebluk, disinilah konsep Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaking Bumi, benar-benar dapat menjadi obat jiwa dan hati dalam menghadapi pagebluk Virus Corona.

Di dunia memang banyak para cerdik pandai, dan beberapa berupaya mencapai tataran Mangasah Mingising Budi. Mangasah Mingising Bumi mensyaratkan sebuah pitutur atau nasihat, bahwa setinggi apapun ilmu tak akan bermanfaat apabila bila tidak diamalkan. Ilmu harus diberikan sentuhan rasa, agar menjadi dwitunggal ideal ilmu dan ngelmu. Ngelmu adalah konsep bagaimana ilmu diamalkan, diterapkan dan pada akhirnya berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Implementasi ngelmu akan menjadikan manusia eling lan waspodo, menjadi lebih peka terhadap lingkungannya, baik kepada sesama manusia atau alam sekitarnya. Konsep dwitunggal ilmu dan ngelmu inilah yang akan membawa manusia pada suasana guyub rukun, sebagai pengingat akan pentingnya tradisi gotong-royong sebagai pengejawantahan filosofi Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah. Sekali lagi, virus Corona ini sejatinya adalah cobaan, yang akan menguji tingkat kesabaran, keselarasan akal dan pikiran, pun kepekaan hati manusia sebagai mahluk sosial.

Dengan bekal gotong royong, sabar lan narimo, dan guyub rukun, manusia dapat menempuh segala coba, melalui berbagai fase yang memang haruslah dilalui. Saat inilah kita harus melakukan instrospeksi atas apa yang terjadi. Virus Corona memang masih menjadi ancaman bagi seluruh penduduk bumi. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan pernah memberikan coba yang tidak bisa dilalui oleh mahluk-Nya. Caranya adalah dengan memperkuat kembali konsep “Manunggaling Kawula lan Gusti”.

Inilah saatnya pemerintah dan masyarakat bergotong-royong, memutus habis mata rantai wabah Virus Corona. Seluruh elemen harus bersatu padu, saiyeg saeka praya, satu kata dan satu perbuatan, dalam menyehatkan manusia dan bumi seisinya. Saling percaya dengan rasa tulus, kerjasama, memberi tanpa ada tendensi, dan menghilangkan ego pribadi adalah modal mengembalikan kesejahteraan yang terenggut oleh Virus Corona ini. Jadilah manusia yang berbekal cahaya atau nur, dimana manusia akan bermanfaat bagi orang lain. Lakukan perbuatan baik, walau sekecil apapun, selaras dengan filosofi “Urip Iku Urup”. “Mari bersama-sama mencapai tataran hidup Hamemayu Hayuning Bawana, melalui laku Ambrasta Dur Hangkara, melalui titian batin Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi,” tutup Sultan HB X. (Ditya Aji Humas PemProv DIY/Antok Wesman-Impessa.id)