Klowor Waldiyono Gelar Lukisan Di Jogja Gallery, 16 Desember 2019 Hingga 5 Januari 2020.
Impessa.id, Yogyakarta : Seniman Lukis Klowor Waldiyono, menggelar Pameran Tunggal Restrospektif bertajuk “Hidup Berkesenian”, kilas balik kehidupannya selama lebih dari 30 tahun, didukung oleh Rumah Doyong Creative Team, bertempat di Jogja Gallery Jalan Pekapalan Nomor 7, Alun-Alun Utara Yogyakarta, mulai 16 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020.Klowor Waldiyono mulai menekuni dunia melukis ketika studi di Sekolah Menengah Seni Rupa -SMSR, berlanjut ke Insititut Seni Indonesia -ISI Yogyakarta pada tahun 1998. Setelahnya banyak karya lukis yang sudah dia buat hingga kini. Pameran Tungga tersebut sebagai Pameran Tunggal Klowor Waldiyono yang ke-5, setelah Pameran Tunggal Pertama Hitam-Putih di Bentara Budaya Yogyakarta, pada tahun 1995, disusul Pameran Tunggal Kedua Siklus dan Sirkus Klowor pada tahun 2011 di Taman Budaya Yogyakarta, kemudian Pameran Tunggal Ke-tiga pada tahun 2011, di Taman Budaya Yogyakarta serta Pameran Tunggal Klowor yang Ke-empat dihelat pada tahun 2013 Colour(s) of Klowor di Kemang 58 Gallery, Jakarta. Sedangkan pada tahun 2016, Klowor menggelar Pameran Tunggal Terrestrial Paradise di Limanjawi Art House, Borobudur, Magelang.
Dalam perjalanannya menjadi seorang seniman, Klowor menyadari bahwa hasil karyanya memiliki perubahan dari waktu ke waktu, dimulai dari karya sketsa, lukisan hitam putih, hingga lukisan penuh warna. Menurutnya menjadi seorang seniman tidak bisa berpaku dan terjebak pada hal yang sama. “Seorang seniman saya rasa tidak bisa hanya berpaku pada hal yang itu-itu saja. Menjadi seniman berarti harus dinamis, jangan mau terjebak dalam kondisi keterbatasan. Kalau punyanya hanya cat dengan tinta hitam putih, ya gunakan warna tersebut untuk berkarya di atas kanvas. Bahkan kalau adanya hanya kertas pun, tidaklah menjadi penghalang untuk melukis.
Atas dasar pemikiran tersebut, Klowor dikenal sebagai sosok seniman yang eksploratif, menghasilkan karya lukis berdasarkan hasil eksplorasi dilingkungan sekitarnya. Bagi Klowor Waldiyono, apapun yang ditemuinya dalam perjalanan, diresponnya dengan medium apapun yang dia temui. Ada peristiwa menarik dalam kehidupannya sekaligus telah menginspirasi dirinya, yaitu pada saat dia mennyatu, melebur dengan para gelandangan di Kota Jogja, dirinya pernah ikut “kena garukan”, “Saya pernah digaruk Satpol PP, dikiranya gelandangan, padahal saya sedang mencari inspirasi”.
Pameran Tunggal Pertamanya mengangkat tema “Kucing” yang menurutnya, “Kucing sebagai kucing, kucing sebagai suatu deformasi, kadang kucing sebagai karakter manusia, hanya saja akal budi yang membedakan,” ujarnya. Seperti itulah gambaran sifat manusia, kelembutan, kekerasan, kemanjaan, ada sifat garangnya, yang telah menginspirasi dirinya dan kemudian menuangkannya keatas kanvas. Sehingga Klowor Waldiyono akrab disapa Klowor Kucing.
Sebanyak 140 karya lukis, 50 karya sketsa dan berbagai arsip repro dokumen dari berbagai pemberitaan media cetak dan video yang menampilkan proses melukis Klowor Waldiyono, ditampilkan dalam pameran tersebut.
Dalam Pameran Tunggal Klowor Waldiyono di Jogja Gallery, terbagi kedalam enam setting tampilan masing-masing;
a. Main Gate Atau Pintu Gerbang Ruang Pameran, menggambarkan nilai betapa “Asyiknya” pilihan Klowor Waldiyono sebagai seorang seniman yang melakoni kehidupan sebagai seorang seniman. Di Main Gate terdapat nilai “selamat datang” untuk audiens yang berkunjung. Terpampang potret sosok Klowor Waldiyono, dengan pose tertentu, berukuran 8 m x 3,2 m yang meng-elaborasi pintu masuk ruang pamer Jogja Gallery.
b. Lobi Ruang Pameran; Lobi Ruang Pameran merupakan tempat “peraduan nilai” antara sejarah yang telah dilalui dengan eksplorasi terbaru dalam karya Klowor Waldiyono. Oleh karena itu, di lobi terpajang Mobil Jimny Jangkrik yang menandai proses perjalanan kesenian Klowor Waldiyono dan dinding di bagian kiri dan kanannya terpajang ekspolrasi objek-objek naif yang berbentuk wall-sculpture.
c. Main Room Atau Ruang Pameran Utama, memajang 25 Lukisan terbaik karya Klowor Waldiyono.
d. Ruang Dokumentasi, Sisi Sayap Ruang Pameran; Merupakan Ruang Dokumentasi yang menggambarkan perjalanan kesenian 34 tahun Klowor Waldiyono dalam bentuk file kliping liputan media/foto dokumentasi dan video interview documentary.
e. Selasar Lantai Dua; Ruang Pameran Selasar pada lantai dua Jogja Gallery menjadi tempat untuk karya seni klowor yang bersifat “bermain dan respon objek” dengan ukuran kecil dan sedang.
f. Ruang Sketsa; Ruang Sketsa berada pada lantai dua bagian selatan ruang pamer, merupakan tempat gelaran sketsa-sketsa tahun 1985-2019. Pemajangannya dikemas ulang, sehingga audiens dapat menangkap jejak-jejak artistik dan keeping-keping perjalanan Klowor Waldiyono. (Ayu/Antok Wesman-Impessa.id)