Egha De Latoya Gelar Konser, Pameran Lukisan dan Launching Buku di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu, 30 November 2019
Egha De Latoya Gelar Konser, Pameran Lukisan dan Launching Buku di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu, 30 November 2019
Impessa.id, Yogyakarta, 25 November 2019 - Musik merupakan bagian penting dalam dunia showbiz. Di Yogyakarta, festival musik berskala global dalam tema-tema perdamaian, menjadi bukti bahwa musik berperan penting dalam mengekspresikan keragaman, khususnya di Indonesia.
Hal itu mendorong Egha De Latoya ikut menyemarakkan ekosistem musik yang tumbuh itu melalui konser musik, pameran lukisan, dan launching buku berjudul “Memoar” yang diangkat menjadi tema pertunjukan, merupakan kumpulan kisah yang paling berkesan bagi Egha.
Dian Adi Marianto selaku Koordinator Konser kepada wartawan menuturkan bahwa hampir dari keseluruhan karya Egha, menggambarkan keheningan, suasana magis dan cinta. "Bukan hanya cinta kepada pasangan hidup, tapi lebih pada bagaimana menjalin relasi harmonis kepada alam, ruh dan Tuhan. Salah satu tokoh yang menjadi inspirasi suasana itu adalah Malaala. Dia merupakan sosok kasat mata dengan segala getir pahit hidupnya mencoba memberikan pesan-pesan untuk menanam benih kebaikan di sekelilingnya kepada Egha," ujar Dian..
Melihat perjalanan musik pop yang banyak digandrungi para generasi muda, Egha berharap agar pesan-pesan semacam itu dapat menjadi muatan positif yang mudah untuk diterima di tengah masyarakat.
Egha De Latoya, bukanlah sosok baru di industri musik, Egha juga menjadi finalis ajang Putri Citra Indonesia dan Miss Celebrity Indonesia 2011. Dia juga bergabung dengan Republik Cinta Management –RCM milik Ahmad Dhani di Jakarta. Di sana, Musisi kelahiran 1993 ini membuat grup The Fatima dengan single Amnesia. Selain bermusik, ketertarikannya dalam menulis juga mendorongnya untuk menyelesaikan dua buku terbitan Gramedia Pustaka, berjudul “Surat Terakhir Ellena” dan “Aku Yang Tak Bernama Di Hatimu”.
Di tahun 2019, Egha menyelesaikan buku kumpulan cerita pendek berjudul “Mati Di Jogjakarta” terbitan Media Kita Jakarta. Selain bermusik dan menulis, Egha juga melukis dan telah menghasilkan puluhan karya lukis dengan tema-tema serupa.
Album “Memoar” berisi delapan lagu original masing-masing, Kekasih Hatiku Selamanya, Sembunyikan Aku, Harapan Kosong, Percuma Aku Di Sini, Malaala, Sepi Sukma dan Selamat Tinggal Kekasihku. Album “Memoar” menjadi momentum untuk mengemas karya lukis dan bukunya dalam satu perhelatan pada Sabtu, 30 November 2019, di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta.
Egha dan tim penyelenggara berharap agar ruang-ruang semacam ini bisa mengakrabkan penikmat konser kepada buku dan karya lukis, juga sebaliknya. (Dian AM/Antok Wesman-Impessa.id)