Bantu Petani Jamur, Tim PKM-T UMY Ciptakan Bangker Pintar
Impessa.id, Yogyakarta : Budidaya Jamur Tiram cocok di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Investasi yang dibutuhkan untuk memulai budidaya Jamur Tiram relatif murah dan dapat dilakukan secara bertahap. Bagian tersulitnya adalah membuat baglog tempat tumbuhnya bibit jamur, namun yang sering dikeluhkan petani yakni tingginya tingkat kegagalan panen kelompok usaha tani, seperti yang dialami kelompok Budidaya Jamur di dusun Gamol, desa Balecatur, kecamatan Gamping, Sleman.
Hal itu terungkap ketika tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan bantuan Bangker Pintar teruntuk Kelompok Petani setempat. Dari penelitian tercatat bahwa tingkat kontaminasi media jamur tiram pada Kelompok Budidaya Jamur Gamol mencapai 50% dan produktivitasnya setengah dari produktivitas normal. Penyebab kegagalan usaha tani Jamur Tiram adalah penggunaan alat pasteurisasi media yang kurang efektif sehingga media jamur tiram tidak matang. Alat yang digunakan terdiri dari ruang pasteurisasi yang tidak rapat dan tungku kayu sederhana. Mereka terpaksa menggunakan alat tersebut, karena alat pasteurisasi yang standar harganya mencapai ratusan juta rupiah dan tidak terjangkau.
Berangkat dari permasalahan tersebut empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta -UMY masing-masing, Afrio Darmawan (Agribisnis), M. Nabil Dhiyaulhaq Dzikrulloh (Teknik Mesin), Maki Lukmanul Hakim (Agroteknologi) dan Marbudi (Agribisnis), di bawah bimbingan dosen agribisnis Oki Wijaya S.P M.P yang juga tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) menciptakan alat pasteurisasi inovatif yang terjangkau dan efektif, dinamai Bangker Pintar, berbentuk silinder berdiameter 1,2 meter berbahan besi setebal 4 mm.
“Tujuan diciptakannya Bangker Pintar adalah menciptakan alat pasteurisasi yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan usaha kelompok budidaya Jamur Gamol yang terjangkau bagi kelompok usahatani. Harapan kedepannya alat ini bisa disempurnakan dan digunakan oleh petani lain yang saat ini masih menggunakan alat tradisional,” ungkap Nabil, anggota kelompok PKM-T Bangker Pintar, ketika ditemui Tim Biro Humas Protokol UMY, Rabu (14/08).
Proses pembuatan Bangker Pintar dilakukan selama tiga minggu. Alat tersebut secara resmi dihibahkan untuk Kelompok Budidaya Jamur Gamol yang dipimpin Suparman, pada Selasa, 18 Juni 2019. “Dengan menggunakan Bangker Pintar biaya pasteurisasi yang sebelumnya 300 ribu rupiah dapat diperkecil menjadi 146 ribu rupiah. Di samping itu, hasil yang diperoleh juga meningkat, yang semula hanya 160 kg dapat meningkat menjadi 332,5 kg, sehingga keuntungan produksi meningkat empat kali lipat dari Rp 607.500/musim tanam, menjadi Rp.2.695.000/musim tanam,” imbuh Nabil lebih lanjut. (Humas UMY/Antok Wesman).