Feature

NGUBER DRUMMER Goes To School Di SDN Karakan Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta, Jumat, 17 Januari 2025

NGUBER DRUMMER Goes To School Di SDN Karakan Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta, Jumat, 17 Januari 2025

NGUBER DRUMMER Goes To School Di SDN Karakan Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta, Jumat, 17 Januari 2025

Impessa.id, Yogyakarta: NGUBER DRUMMER, Content Creator yang berkaitan dengan musik/instrumen drum, pada Jum’at pagi, 17 Janauri 2025, menggelar acara Nguber Drummer Goes To School, dengan pilihan tempat di Sekolah Dasar Negeri Karakan, Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

A-an Fikrian, aktivis seni hiburan dan budaya yang bermukim di Jogja, ketika ditemui Impessa.id terkait kegiatan Nguber Drummer Goes To School di Jogja, dia mengatakan;

“Aktivasi-aktivasi yang bersentuhan dengan generasi muda itu sebetunya sudah lama terjadi, meski hanya fokus pada hal-hal yang sifatnya formal, kurikulum, sementara hal-hal yang sifatnya dekat dengan kegiatan kreatif itu ada tetapi mungkin frekuensinya belum banyak. Nah, kehadiran Nguber Drummer, Content Creator yang berkaitan dengan musik/instrumen drum, ke sekolah, itukan satu bentuk ekspresi bahwasanya pada hari ini, Jum’at, 17 Januari 2025, pilihan membangun generasi melalui kegiatan kreatif itu kedepannya adalah satu bentuk investasi, sehingga kedepan, generasi ini punya pilihan lapangan pekerjaan, punya pilihan karir, punya sikap, punya mental yang baik untuk berkompetisi dengan kompetensinya dikancah yang lebih luas,” tutur A-an.

“Hal ini memang harus dilakukan secara intens, karena untuk mengakses kegiatan-kegiatan kreatif ini bagi sebagian asyarakat sangat mahal. Maka melalui kehadiran kegiatan kreatif ke sekolah bisa menjadi ruang temu, bisa menjadi solusi, pemerintah tidak perlu berinvestasi berlebihan, memfasilitasi dengan banyak langganan tetapi kemudian bukan berarti pemerintah gak ngapa-ngapa-in, harusnya hal-hal seperti ini, dimana teman-teman Nguber Drummer melakukan inisiatif sendiri sebagai percontohan. Kedepannya, saya melihat kepada para pelaku kreatf sebagai hal yang positip,” jelas A-an.

Saat ditemui Impessa.id, Kepala Sekolah SDN Karakan Sidomoyo, Godean, Sleman, Retma Rintarti: menyampaikan rasa terimakasihnya kepada teman-teman Nguber Drummer yang bersedia meluangkan waktu dan membagikan ilmunya kepada anak-anak, siswa-siswi dari Kelas 1 hingga Kelas 6, Sekolah Dasar Negeri Karakan Sidomoyo, Gidean, Sleman, Yogyakarta, dengan harapan semoga bisa menghibur dan sekaligus dapat menginspirasi menjadi bekal kedepan mereka.

Yandi Andaputra (Drummer Isyana Sarasvati, Kuntoaji) dan Bowie Champa (Drummer ex Gugun Blues Shelter) didampingi Antonius Dimas, Guru Pembimbing, Guru Kreator Konten, Influencer Pendidikan, dalam Press Conference, Jum’;at (17/1/2025) di Ruang Kelas SDN Karakan, menuturkan,

“Nguber Drummer, kependekan dari Ngulik Bersama atau belajar bersama Drummer, kita kumpul, para drummer dari seluruh Indonesia, kumpul bareng dalam satu ruang untuk belajar bersama, untuk sharing bersama, dan kita berbagi acara, antara lain, Nguber Clinic, Jam, Community, Lifestyle, Drumming Activation, dan showcase music di pinggir jalan, dan dengan Nguber Goes To School, kami ingin sharing ke sekolah-sekolah tentang apa itu drum, semoga niat ini dapat memunculkan talenta-talenta baru, kita refresh generasi lagi, dan memunculkan regenerasi emas,” ujar Yandi.

Bowie Champa dalam pada itu menjelaskan tujuan digelarnya Nguber Drummer di Jogja;

“Kami ingin memunculkan generasi drummer Indonesia sehat, membuat mapping talenta drummer yang ada di daerah, sebagaimana yang telah kami saksikan sendiri di beberapa daerah yang kami sambangi, ternyata banyak anak-anak yang bagus main drum nya, dan kami mencoba meminimalisir sentralisasi musisi, sehingga para musisi di daerah tidak harus ke Jakarta lagi dalam mengembangkan karirnya, karena tidak adanya kesempatan ke Jakarta, jadi kami yang mendatangi mereka di daerah,” ungkap Bowie.

Acara Nguber Drummer Goes To School di SDN Karakan Yogyakarta merupakan kali yang ke dua setelah sukses pertamanya di TK Cijantung Jakarta. Pilihan SDN Karakan Sidomoyo dikarenakan setelah mengetahui adanya metode pembelajaran yang FUN, menyenangkan, yang diajarkan oleh guru setempat dalam hal ini Antonius Dimas SPd, yang adalah seorang guru kreator konten, influencer pendidikan, selaras dengan visi-misi Nguber Drummer yang notabene adalah street academy.

“Kami membawa attitude jalanan namun mengajar dengan cara kami ke kanak-kanak hingga orangtua,” imbuh Yandi.

Selama di SDN Karakan, anak-anak diperkenalkan nama-nama perangkat drum yang ada, cara memainkannya yang dicontohkan oleh Yandi dan Bowie, lalu anak-anak diajak untuk mencoba memainkannya, mulai dari cara memegang stick drum, cara duduk, cara menginjak pedal, cara menggebuk drum, symbal dam semua instrumen yang ada didepannya, sekuat mungkin. Ada dua jenis drum set yang dipajang didepan anak-anak, yaitu drum konvensional dan drum elektrik. Pada awalnya anak-anak masih malu-malu untuk tampil, tapi setelah ada satu, dua anak yang berani maju dan mencoba bermain, tak lama kemudian, hampir semua anak-anak berminat sehingga harus antri untuk mencobanya.

Kejadian yang langka bagi anak-anak di daerah diijinkan menyentuh bahkan memainkan alat musik yang mahal harganya, dimana satu set drum konvensional harganya mencapai 20-juta-an dan drum elektrik seharga sekitar 17-juta-an.

Untuk menyemangati anak-anak, pihak panitia Nguber Drummer memberikan stiker spesial bagi anak-anak yang berani mencoba bermain drum, dan bahkan dikompetisikan bagi yang berhasil memukul drum suaranya paling keras maka anak itu mendapatkan sepasang stick drum. Suatu upaya bagus agar anak termotivasi untuk berani tampil.

Dalam kesempatan itu Dimas, Guru di SDN Karakan, memaparkan metode pembelajaran yang dilakukannya,

“Kegiatan ini sangat positip, karena di era sekarang ini belajar itu tidak hanya didalam kelas, bahwa belajar itu sumbernya adalah guru saat ini sudah tidak relevan lagi, dan hari ini kita belajar yang menyenangkan yaitu dengan bermain drum secara langsung, tidak mungkin dong saya menjadi gurunya karena saya tidak bisa bermain drum, karena itu dengan kehadiran Nguber Drummer ini sangat cocok, karena siswa belajar langsung dengan ahlinya,” ucap Dimas.

Dikatakan, konsep belajar menyenangkan itu belajar yang memang sesuai dengan kenyataannya dan ada disekitar.

“Itu menyenangkan, karena konsep menyenangkan bagi anak Sekolah Dasar, itu sesuatu yang harus dekat dengan mereka, bagaimana bisa menyenangkan kalau tidak ada disekitar mereka. Jadi selama ini anak-anak hanya bisa melihatnya di TV, di Youtube, di Video, tetapi hari ini dihadirkan langsung, mereka bisa megang langsung, bisa main langsung, itu menyenangkan bagi anak-anak. Konsep ini sesuai dengan yang saya ajarkan di kelas, belajar sesuai dengan kenyataan, belajar dengan ahlinya, belajar dengan orang-orang baru, itu memberikan suasana yang baru,” ungkap Dimas.

Lebih lanjut Dimas menambahkan, “Kami menggunakan Kurikulum Merdeka, yang benar-benar memberikan kebebasan belajar sesuai dengan apa yang mereka minati, untuk mengetahui apakah mereka berminat atau tidak, maka kita harus menghadirkannya. Hal seperti ini kita menjadi tahu, siapa yang sebenarnya tertarik, andaipun mereka tidak tertarik, maka mereka akan berproses, disini belajar, kita bisa melihatnya dua-tiga tahun kedepan, mungkin hari ini ada anak yang bisa bermain, tapi kita butuh dua-tiga tahun tidak masalah, karena belajar adalah sebuah proses”. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)