Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir di Poncosari, Bantul
Impessa.id, Bantul, Yogyakarta: Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menegaskan kembali komitmen penuhnya dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir di Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul yang diinisiasi Kementerian Pertanian RI menjadi momen berharga bagi para petani.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY pada Rabu (15/01). Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir ini juga sebagai momentum berlangsungnya agenda panen, sekaligus penanaman kembali padi sebagai langkah strategis menjaga ketahanan pangan.
“Kami percaya, bahwa petani adalah pilar ketahanan pangan, sekaligus motor penggerak ekonomi daerah dan negara. Semoga segala upaya kita dalam mengembangkan sektor pertanian berjalan lancar, sebagai pilar kedaulatan bangsa, seiring menghadirkan kesejahteraan bagi para petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia,” ungkap Sri Paduka.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian RI, Andi Arman Sulaiman mengatakan, Presiden RI, Prabowo Subianto telah berpesan untuk selalu membantu petani. Karenanya, begitu ia mendengar 200 ha lebih lahan persawahan di Bantul tergenang banjir, ia langsung meminta segera adanya bantuan.
“Saya sudah dipesankan Bapak Presiden agar jangan biarkan petani berjalan sendirian. Karena itu, saya hari ini mendampingi Ketua Komisi IV DPR RI untuk menyerahkan bantuan 5 ton benih, empat unit cultivator traktor, dua unit alat tanam, dan 10 unit pompa air,” ungkapnya.
Dikatakan Arman, saat ini harga gabah pun telah dinaikkan dari Rp6.000 menjadi Rp6.500. Pemerintah pun telah menganggarkan Rp12triliun untuk menangani persoalan irigasi. Dan semua persoalan pertanian akan segera ditanani dari hulu sampai hilirnya. “Kami tegaskan, tidak boleh ada lagi sawah yang kebanjiran. Kami mohon kepada stakeholder terkait juga bisa bekerja sama untuk membantu para petani,” imbuhnya.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Herdiati Soeharto mengatakan, Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir ini bukti nyata semangat masyarakat untuk kembali bertani. Karena memang banjir yang merendam persawahan milik Gapoktan Sari Kismo ini tidak hanya mengganggu siklus tanam, tapi juga berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat.
“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian RI atas penanganan yang cepat, dan menyampaikan bantuan yang kami harapkan akan terus berjalan tepat waktu dan tepat sasaran. Karena langkah ini juga penting untuk memastikan keberlanjutan swasembada pangan yang menjadi agenda nasional, sekaligus memperkuat daya saing sektor pertanian kita di tingkat global,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, pertanian di Kabupaten Bantul menjadi lumbung pangan penopang kebutuhan bagi masyarakat, baik untuk masyarakat Bantul sendiri dan untuk masyarakat di DIY. Kabupaten Bantul merupakan daerah penghasil padi yang mampu berproduksi sepanjang tahun, dengan luas baku sawah 13.991 ha.
“Tahun 2024, luas panen padi 28.189 ha, dengan produktivitas rata-rata padi 6,25 ton/ha gabah kering giling dan angka produksi mencapai 176.114 ton gabah kering giling. Tentunya capaian ini tidak terlepas dari adanya berbagai faktor pendukung dan penghambat budidaya pertanian diantaranya sumber daya alam, sumber daya manusia serta faktor lingkungan,” imbuhnya.
Halim menambahkan, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian, diperlukan langkah-langkah optimalisasi percepatan tanam dengan pemanfaatan teknologi tepat guna, alat mesin pertanian, suplai air yang lancar, ketersediaan pupuk dan benih unggul, dan pengendalian hama penyakit yang ramah lingkungan. Untuk itu, peran aktif semua pihak terkait sangat dibutuhkan untuk mendukung tercapainya percepatan tanam dan panen di tahun 2025, sehingga mampu mencapai swasembada pangan. (Humas Pemda DIY/Antok Wesman-Impessa.id)