Kisah Nyata Perjuangan Hidup Anak Terlahir Dengan HIV/AIDS Terungkap Melalui Film Dokumenter PLANET OF LOVE
Kisah Nyata Perjuangan Hidup Anak Terlahir Dengan HIV/AIDS Terungkap Melalui Film Dokumenter PLANET OF LOVE
Impessa.id, Yogyakarta: Menurut UNICEF (United Nations Children's Fund) atau Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada tahun 2022, memaparkan bahwa lebih dari 2,5 juta anak dan remaja usia 0-19 tahun hidup dengan HIV. Pada 2022 itu pula, setidaknya 13,9 juta anak di bawah usia 18 di Amerika Selatan, Asia dan Afrika kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya karena AIDS. (sumber UNICEF, 2023).
Mereka, anak-anak itu, mengalami diskriminasi dan menghadapi hambatan dalam mengakses hak dasar di usia dini, seperti sekolah, karena banyak penolakan dari pihak orang tua murid yang berkebaratan jika anaknya satu kelas dengan siswa yang mengidap ADHIV.
Sementara, di Indonesia, Anak Dengan HIV/AIDS (ADHIV) mengalami diskriminasi dan terhambat dalam mengakses hak-hak dasar sejak dini, walaupun sudah ada peraturan pemerintah di tingkat pusat dan daerah terkait hak-hak dasar ADHIV, namun stigma dan diskriminasi tetap menghambat pemenuhan hak dasar ADHIV.
Berkaitan dengan isu tersebut, maka Pusat Kajian ASEAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Simulasi Modul Pembelajaran Pemutaran Film “Planet of Love” produksi One Take media, pada Jumat, 20 Desember 2024, teruntuk kalangan terbatas.
Film “Planet of Love” adalah salah satu dari puluhan film yang terpilih oleh In-Docs untuk mengikuti Good Pitch Indonesia 2024 yang diselenggarakan di awal 2023. Good Pitch adalah program In-Docs guna mewujudkan kolaborasi antara Filmaker dan Changemaker, dalam produksi proyek film hingga distribusi Impact. Tujuannya menciptakan perubahan seluas-luasnya di masyarakat. In-Docs, Yayasan Masyarakat Mandiri Film Indonesia, merupakan institusi nirlaba yang berkomitmen untuk menumbuhkan budaya keterbukaan menggunakan film dokumenter.
Film “Planet of Love” terpilih mengikuti Impact Lab, program yang di-inisiasi oleh In-Docs dan Impact sebagai salah satu project terpilih In-Docs, yang mengikuti workshop pengembangan disain distribusi berdampak, yang kemudian mengembangkan disain Network of Love.
Kali ini One Take media berkolaborasi dengan Yayasan Lentera Surakarta memproduksi film dokumenter berjudul “Planet of Love” berdurasi sekitar 100 menit adalah kisah nyata perjuangan hidup anak-anak yang terlahir dengan HIV/AIDS, asuhan Yayasan Lentera Surakarta, mulai masih balita, hingga umur 8 tahun.
Berikut Sinopsis film dokumenter “Planet of Love” tersebut;
Seorang nenek dan pengasuh panti asuhan berupaya membangun masa kecil bagi sekelompok anak terlahir dengan HIV/AIDS, yang terbuang dari sekolah dan hidup di kompleks pemakaman.
Pengasuh panti asuhan Lentera sudah sejak awal menyadari bahwa, sebagai ADHIV, anak-anak ini rentan dikucilkan. Mereka pun menyusun skenario agar anak-anak Lentera tidak perlu bercerita tentang kehidupan panti asuhan mereka. Namun ketika status HIV mereka terungkap, para orang tua murid lainnya mendesak mereka keluar dari sekolah. Lewat kegigihan pengurus Lentera bersama salah seorang nenek dari ADHIV, Puger (49) dan Ngatiyem (65), anak-anak Lentera tumbuh bermain juga belajar di ruang dan hari yang tersisa untuk mereka.
Usai preview untuk kalangan terbatas yang bertempat di ‘Kampus Biru’ UGM tersebut, Putri Rakhmadhani selaku Produser Impact, kepada Impessa.id menuturkan bahwa film dokumenter “Planet of Love” dibuat berdasarkan hasil riset bersama Pusat Kajian ASEAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, bekerjasama dengan Yayasan Lentera Surakarta.
“Kami ingin turut membangun masa kecil ADHIV di mana mereka bisa bebas bermain dan belajar bersama anak-anak seusianya tanpa diskriminasi. Melalui distribusi impact film “Planet of Love”, kami ingin mendorong implementasi dari aturan sekolah ramah ADHIV secara lebih konsisten dan berkelanjutan,” tutur Putri.
“Kami ingin merintis jaringan sekolah ramah ADHIV di Indonesia melalui inisiatif Network of Love. Bersama Yayasan Lentera Surakarta, jaringan ini akan kami bangun di lima kota dengan jumlah ADHIV tertinggi di Indonesia. Tujuannya agar komite orangtua murid melaksanakan mandat sekolah ramah ADHIV secara optimal,” jelasnya lebih lanjut.
Strategi yang dilakukan, Putri mengungkapkan, “Impact akan membangun Network of Love dalam kurun dua tahun pada sekolah-sekolah di lima kota rujukan. Secara khusus kami akan menyasar tiga jenis target audiens, yakni; Komite Sekolah dan Orangtua Murid, agar mereka memahami isu ADHIV dari tiga perspektif: humanis, religius, dan medis, kemudian mereka berkomitmen untuk melindungi hak ADHIV di sekolah mereka. Serta kepada publik dan media guna mendukung kampanye isu ADHIV setelah menonton di pemutaran. Dan juga kepada Pemerintah agar mengeluarkan surat rujukan kepada sekolah di Indonesia untuk menaati prinsip sekolah inklusif,” ungkap Putri Rakhmadhani.
Melalui Impessa.id, Putri Rakhmadhani berpesan bahwa Film ini bukan sekadar cerita, namun sebuah panggilan untuk kita semua bertindak, menghadapi stigma dan diskriminasi yang mengakar, agar anak-anak yang terlantar ini tak lagi terluka, Agar mereka bisa merasakan cinta, menerima, dan diterima dengan sepenuh hati.
“Jangan biarkan kisah ini berhenti di sini, mari kita bersama membangun jembatan kasih, Melalui Network of Love, mari kita dukung inisiatif nyata, agar mereka punya masa kecil yang cerah, penuh kebahagiaan dan tanpa batas. Ingatlah, masa depan yang lebih baik dimulai dari langkah kecil, Setiap tindakan kita dapat mengubah takdir, Jadilah suara bagi yang tak bersuara, Dan mari kita berjuang bersama demi masa depan yang penuh kasih. Mari bersama terus menyebarkan cinta dan harapan,” pesannya.
Film Dokumenter “Planet of Love” yang sangat menyentuh hati tersebut diikutkan kedalam berbagai festival film internasional di beberapa negara, diantaranya, Dok Leipzig, â DMZ, â IDFA, â HotDocs, â TIDF, dan â Vision Du Reel.
Tim pendukung film “Planet of Love” masing-masing, Ika Wulandari selaku Sutradara & Produser, John Badalu selaku Produser, dan Putri Rakhmadhani selaku Produser Impact. (Feature of Impessa.id by Ika Wulandari-Antok Wesman)