Feature

Kereta Wisata Bergerigi Di Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah

Kereta Wisata Bergerigi Di Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah

Kereta Api Wisata Bergerigi dengan gerbong dilengkapi pengait, masih beroperasi Di Museum Kereta Api Ambarawa Jawa Tengah.

Impessa.id, Jogja: Keunikan yang dimiliki Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah yakni terdapatnya Lokomotif dan Rel Bergerigi. Rel Bergerigi terkoneksi dengan roda gigi pada lokomotif agar tidak selip saat berjalan pada rel yang landai ataupun sebaliknya menanjak. Roda gigi lokomotif mengait rel bergerigi yang ada dibawahnya, sebagai pengamanan tambahan selain pengereman pada loko dan gerbong. Saat kereta berjalan pada tanjakan, lokomotif berada di belakang gerbong, befungsi menahan sekaligus mendorong gerbong yang ada didepannya.

Jaur Rel Bergerigi yang masih aktif sampai saat ini adalah rute Ambarawa-Bedono, dan Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah, memiliki dua loko uap kuno berwarna hitam pekat yang beroperasi masing-masing, Seri B-2502 dan Seri B 2503.

Kepala Museum Joko Mukti, Minggu (13/05/18) menuturkan Museum Kereta Api Indonesia di Ambarawa memiliki 21 koleksi Lokomotif Uap yang digunakan di Jaman penjajahan Belanda, hingga kini masih terawat dengan baik, bahkan beberapa diantaranya masih dapat digunakan untuk menarik Gerbong Wisata menuju Stasiun  terdekat. “Gerbong Wisata terbuat dari Kayu Jati yang telah beroperasi selama 64 tahun dan kini bisa diakses wisatawan menjadikan Museum Kereta Api Ambarawa menarik untuk dikunjungi”, ujarnya.

Joko Mukti lebih lanjut menjelaskan perihal sejarah keberadaannya. “Berawal dengan nama Stasium Willem I, dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 21 Mei 1873, digunakan sebagai sarana angkut militer di kawasan Jawa Tengah hingga Indonesia meraih kemerdekaannya dan Belanda harus angkat kaki dari Bumi Nusantara. Setelah lama mangkrak, tidak beroperasi, oleh Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam, pada 8 April 1976, stasiun itu dijadikan sebagai museum dengan nama Museum Kereta Api Ambarawa”, jelas Joko Mukti.

Sebagai Bangunan Cagar Budaya dengan keindahan arsitekturnya, Museum tersebut mempunyai koleksi beragam Lokomotif Uap peninggalan pemerintah Hindia Belanda, buatan dari berbagai negara di Eropa, yang kini terpajang sebagai monumen cagar budaya.

Museum Kereta Api Ambarawa terbagi kedalam tujuh area, masing-masing Area Dipo, Area Turn Table, Ruang Aula, Area Loket, Area Koleksi Loko Uap, Area Stasiun dan Area Halte. Area Dipo menjadi tempat menyimpan, menyiapkan, melakukan pemeriksaan, dan perbaikan ringan agar lokomotif baik uap maupun diesel, siap melakukan tugasnya menarik rangkaian gerbong. Dipo dilengkapi dengan Bangunan perawatan, Jalan Rel khusus untuk pemeliharaan, gudang persediaan suku cadang, dan ruang pegawai. Semua kegiatan yang ada di tempat itu dapat diakses oleh wisatawan.

Area Turn-Table atau Meja Putar, merupakan fasilitas penunjang untuk memutar posisi kabin lokomotif sehingga bisa berbalik arah 180 derajat. Ruang Aula atau Gedung Serbaguna memajang aneka miniatur kereta api yang dilengkapi dengan fasilitas audio-visual. Area Loket selain sebagai tempat pembelian tiket, juga menjadi pintu masuk dan keluar bagi pengunjung, serta pusat informasi. Area Loko Uap menjadi lokasi pajangan 21 Lokomotif Tua berbagai merk yang dikumpulkan dari segala penjuru Jawa dan Sumatera sejak 1978.

Berikut tarif Sewa Kereta Wisata, Jurusan Ambarawa menuju Tuntang p.p. menggunakan Loko diesel yang menarik Gerbong Kayu, untuk satu kereta dengan kapasitas 40 orang seharga 5-juta rupiah. Dua kereta kapasitas 80 orang seharga 7-juta-500-ribu rupiah. Tiga kereta kapasitas 120 orang seharga 10-juta rupiah. Adapun untuk Loko Uap menarik Gerbong Kayu, untuk satu kereta kapasitas 40 orang seharga 10-juta rupiah. Dua kereta kapasitas 80 orang seharga 12-juta-500 rupiah dan tiga kereta kapasitas 120 orang seharga 15-juta rupiah. Sementara untuk Jurusan Ambarawa menuju Bedono p.p. menggunakan Loko Uap menarik Gerbong Kayu kapasitas 80 orang seharga 15-juta rupiah.

Kereta Wisata Reguler berjalan setiap hari mulai pukul 10 WIB untuk hari Minggu, sedangkan hari Sabtu mulai pukul 11 WIB, perjalanan Ambarawa-Tuntang p.p. sejauh 10 kilometer, dengan harga tiket 50-ribu rupiah per-orang, melintasi keindahan pemandangan Danau Tuntang. Kontak pemesanan ke Unit Pengusahaan Aset Daerah Operasi 4 Semarang PT Kereta Api Indonesia (Persero) jalan Thamirin No. 3 Semarang, telpon ke 024-3554822. (ant)