Ekonomi-Bisnis

Matra Kriya Festival Digelar Offline Di Pendhapa Art Space Dongkelan-Bantul, Yogyakarta, 14-23 November 2020

Matra Kriya Festival Digelar Offline Di Pendhapa Art Space Dongkelan-Bantul, Yogyakarta, 14-23 November 2020

Matra Kriya Festival Digelar Offline Di Pendhapa Art Space Dongkelan-Bantul, Yogyakarta, 14-23 November 2020

Impessa.id, Yogyakarta: Pembukaan Matra Kriya Festival -MKF 2020 di Pendhapa Art Space Dongkelan-Bantul, Yogyakarta, Sabtu malam (14/11/20) ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Sumadi SH MH selaku Plt. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogayakarta, kemudian diserahkan kepada Ketua Pelaksana MKF Rosanto Bima, disaksikan beberapa tamu undangan terbatas karena harus menjalankan protokol Jaga Jarak, disiarkan langsung secara daring (dalam jaringan) di Channel YouTube Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, tasteofjogja disbud diy.

Pembukaan MKF yang diawali dengan menyanyikan national anthem Indonesia Raya dan doa bersama, diwarnai fashion show karya empat desainer masing-masing, Novi Bamboo, Lutfi Koriah Yunani, Merlin, dan Caroline Rika. Meski dihelat di tengah pandemi Covid-19, pembukaan MKF dimeriahkan Tari Klasik dan Tari Retno Sari dari Sanggar Seni Rnb serta Tari Kreasi Baru dan Tari Indonesia Menari dari Gora Art.

MKF 2020 mengusung tema “Nusantara in Slice”, dimaksudkan sebagai jalan tengah untuk menyadari keterbatasan menyelami seluruh bentuk seni rupa, serta wacana yang tersebar dan beragam di Indonesia. Mengingat beragamnya kekayaan intelektual seni yang dimiliki, bermacam warna budaya, dimensi sosial yang unik dan kaya, serta sejarah yang berbeda-beda disetiap daerah. Karya seni yang muncul merupakan cerminan olah rasa dan buah pikiran yang dipengaruhi oleh keadaan sosial-budaya seniman berada.

Ketua Pelaksana MKF Rosanto Bima menuturkan, MKF menjadi satu-satunya kompetisi di Indonesia dengan format presentasi khusus kriyawan muda. Total terkumpul 150 karya dari seluruh Indonesia yang kemudian diseleksi menjadi 40 karya yang dipamerkan pada 14-23 November 2020. Dari 40 karya tersebut dikerucutkan lagi menjadi 12 karya yang dipresentasikan oleh seniman. Selain pameran, MKF juga menghadirkan bazar-bazar dari industri kreatif yang dikelola anak-anak muda, performing art, workshop, kriyaventura, fashion show, diskusi seni, dan talkshow.

Sebanyak 12 nominasi tersebut memperebutkan empat kategori yaitu, Karya Terbaik, Karya Inovasi dan Kreasi Terbaik, Karya Local Konten Terbaik, serta Juara Favorit. Dari proses presentasi tersebut terjadi edukasi dan tukar pandangan mengenai seni kriya. Kriyawan diajak profesional dengan wawasan yang maju dan mumpuni. Bima berharap ke depannya MKF bisa menjadi ajang kompetisi yang menjangkau seniman lebih luas hingga mancanegara. Sehingga ajang ini dimiliki Indonesia dan menjadi kebanggaan bagi Yogyakarta.

Musyaffa, salah satu kurator mengungkapkan MKF 2020 banyak menjaring perupa muda. “Tema Nusantara in Slice, menunjukkan bahwa Yogyakarta dapat dimaknai sebagai ruang sosial yang besar. Secara tidak langsung tiap dari diri kita adalah potongan dari banyak sosial dan kebudayaan yang membentuk manusia Indonesia, sehingga gelaran ini juga bertujuan menjaring budaya yang telah ada dengan inovasi baru yang segar,” tuturnya.

Sumadi selaku Plt. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mengapresiasi perhelatan MKF 2020 yang mampu melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya di tengah pandemi. “MKF menghadirkan inovasi dan kreasi walaupun berada dalam kungkungan pandemi. Dengan dukungan teknologi informasi acara ini terlaksana dengan baik. Semoga bisa menumbuhkan kriyawan muda yang mampu teguh bertahan dalam tiap kondisi apa pun,” ungkapnya. (Jemi Ilham/Antok Wesman-Impessa.id).