Event

Indonesia UFO Day 21 Juli, Peringatan Pertama di Era New Normal dan Observasi Komet NEOWISE

Indonesia UFO Day 21 Juli, Peringatan Pertama di Era New Normal dan Observasi Komet NEOWISE

Indonesia UFO Day 21 Juli, Peringatan Pertama di Era New Normal dan Observasi Komet NEOWISE

Impessa.id, Yogyakarta: Secara Internasional, muncul dua tanggal yang dikenal dengan nama The World UFO Day, atau Hari UFO Sedunia, yaitu pada tanggal 24 Juni, untuk memperingati peristiwa yang dialami seorang Aviator bernama Kenneth Arnold, dan tanggal 2 Juli, untuk memperingati peristiwa di Roswell, New Mexico. Bagaimana dengan di Indonesia?

Pada tahun 2019, terbentuklah sebuah Platform terbuka, bernama Indonesia UFO Network -IUN, yang untuk pertama kalinya pada bulan Mei bertempat di HONF Foundation Yogyakarta, dihadiri oleh 11 komunitas dan institusi. Momen itu menjadi cikal bakal untuk mengumpulkan komunitas dan institusi se Indonesia setelahnya, yaitu pada bulan Juli 2019.

IUN yang kedua pada tanggal 21 Juli 2019 yang dihadiri oleh 28 komunitas, Institusi, serta pusat riset, diabadikan sebagai Hari UFO Indonesia. Pendiri Indonesia UFO Network -IUN, Venzha Christ dari Indonesia Space Scien Society -ISSS, bersama dengan Nur Agustinus dari BETAUFO dan Setyawan Haryanto (Ipank) dari Indonesian UFO Hunters, sebenarnya sudah lama menginisiasi Platform terbuka tersebut, yang menjadi media komunikasi dan berbagi pengetahuan dari berbagai latar belakang keilmuan.

Kemudian pada tanggal 20-21 Juli 2019, bersamaan dengan diselenggarakannya International SETI Conference #04 di Yogyakarta, bertempat di IFI-LIP. Pada saat itu IUN dideklarasikan sebagai platform lintas komunitas dan institusi yang aktif melakukan riset, serta pusat pembelajaran, pertukaran informasi dalam ranah Astronomi, ET, SETI, UFO, Sejarah Peradaban, Space Art, dan Space Science secara umum. IUN yang kedua tersebut dihadiri dan didukung oleh 28 komunitas dan institusi dalam negeri. Dari peristiwa deklarasi itulah kemudian muncul ide tentang Indonesia UFO Day.

Pelaksanaan International SETI -Search for Extra-Terrestrial Intelligence Conference yang ke-5 tahun 2020 diganti dengan mengadakan kunjungan riset dan observasi ke LAPAN Garut, mengingat kondisi pandemi yang tidak memungkinkan untuk mengadakan konferensi.

Mengapa dibuat Indonesia UFO Network atau IUN? Menurut Venzha, IUN bukan tempat untuk mencari UFO atau tempat untuk mencari sebuah kebenaran, dan keliru jika mengasumsikan bahwa IUN ajang untuk pencarian keberadaan UFO. "IUN adalah berkumpulnya berbagai komunitas dan Institusi lintas disiplin, selain komunitas tentang UFO, juga penggiat/periset di ranah Astronomi, ET, SETI, Sejarah Peradaban, maupun Space Science, jadi sangat beragam dari banyak area keilmuan."

Kata "UFO" dipilih dan digunakan karena paling populer di kalangan masyarakat, dan merupakan benang merah atau kata kunci yang unik dari ke-28 komunitas dan institusi pada deklarasi tersebut, yang juga mempunyai sejarah tersendiri dalam dunia per-ufo-an Indonesia dalam berbagai perspektif. Irisannya ada dalam kata UFO itu, tambahnya. Juga perlu diketahui bahwa dalam IUN tidak terdiri dari person atau individu-individu, tapi lebih ke sebuah forum terbuka yang terdiri dari banyak komunitas dan institusi. Di sini jelas bahwa dalam IUN juga dimungkinkan terjadi banyak kegiatan bersama serta kolaborasi yang bisa bermanfaat untuk masyarakat secara luas pada ranah Space Science pada khususnya.

Apa itu Hari UFO Indonesia? atau juga ada yang menyebut sebagai Hari UFO Nasional.

Karena dianggap sebagai pertemuan terbesar yang pernah ada, yang mengumpulkan berbagai komunitas dan institusi dari bermacam penjuru tanah air, serta didukung oleh beberapa lembaga penting di Indonesia, maka hari itu (tanggal 21 Juli) kemudian diabadikan sebagai Hari UFO Indonesia.

Venzha Christ selaku Direktur dari Indonesia Space Science Society -ISSS, mengatakan bahwa Hari UFO Indonesia menjadi salah satu upaya untuk membuat simpul bagi para penggemar fenomena UFO baik amatir maupun profesional, seperti masyarakat sains perbintangan, periset bidang Antariksa, serta yang berkaitan dengan Space Science. Setahun sekali diadakan gathering, sharing informasi, serta berkumpul berbagi pandangan dan perkembangan di setiap bidang yang digelutinya. Hanya mengingat tahun 2020 kita berada dalam suasana pandemi dan diwajibkan untuk mematuhi protokol New Normal, maka peringatan yang pertama untuk Indonesia UFO Day dilaksanakan dalam bentuk riset dan observasi dengan jumlah peserta terbatas.

Kata "UFO" menyatukan berbagai latar belakang, dari pakar astronomi, pelacak jejak UFO amatir, dosen astrofisika, seniman sains, periset bidang antariksa, sejarawan, budayawan, antropolog, dan turunannya. Penting untuk setiap komunitas lintas disiplin ini, setiap tahun terus berbagi pandangan dan perkembangan, terutama bersama-sama melibatkan masyarakat lebih luas untuk gemar pada sains.

Peringatan Hari UFO Indonesia yang pertama agak special, karena dilakukan ditengan pandemi dan dalam masa New Normal. Jadi harus dengan protokol ketat.

Peringatan Indonesia UFO Day berupa kunjungan riset dan kegiatan observasi ke LAPAN Garut, atau lengkapnya Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut -BUTPAA Garut. LAPAN adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yaitu Space Agency yang dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. LAPAN mempunyai banyak tempat dan lokasi sesuai dengan bidang cakupan kerjanya yang meliputi: Penginderaan Jarak Jauh, Teknologi Dirgantara, Sains Antariksa, dan Kebijakan Dirgantara.

Kali ini perwakilan Indonesia UFO Network -IUN memutuskan untuk memperingatinya dengan penuh kesederhanaan dan selalu menjaga "social distancing" serta mematuhi semua protokol selama masa New Normal tanpa mengurangi esensi pembelajaran, sharing knowledge, kegiatan riset dan observasi berlangsung dengan baik dan dipergunakan bagi penyebaran informasi dalam bidang Astronomi dan Space Science untuk masyarakat luas.

Hal spesial lainnya adalah observasi dan pengamatan Komet C/2020 F3 -Neowise, yang kebetulan kemunculannya bersamaan dengan Indonesia UFO Day 2020 yang pertama. Komet Neowise, menurut LAPAN bisa dilihat kemunculannya di arah Barat Laut, tepatnya saat Matahari tenggelam. Neowise bisa diamati di waktu terbaiknya, yakni 20 Juli sampai 4 Agustus 2020. Dan pengamatan benda antariksa itu harus menggunakan alat bantu, seperti teleskop, agar bisa menyaksikan keindahan salah satu kemegahan dari peristiwa alam. Komet Neowise adalah komet retorgade yang didokumentasi oleh teleskop antariksa Near Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer -NEOWISE milik Badan Antariksa Amerika Serikat -NASA. Komet C/2020 F3 - Neowise pertama kali terdeteksi pada 27 Maret 2020.

Di indonesia, lokasi yang terbaik pengamatan bisa disaksikan pada tempat-tempat yaitu: Jakarta, Bandung, Tanjungsari, Pameungpeuk, Watukosek, Pontianak, Kototabang, Tomohon, Pare-Pare, Tilong, dan Biak. Sedangkan jarak terdekatnya adalah pada 23 Juli 2020 pukul 02.41.30 universal time atau 09.41.30 WIB, di mana saat itu Neowise berada di posisi terdekat dengan Planet Bumi, yakni 172,64 juta kilometer.

Komet itu muncul di bagian dalam Tata Surya kita untuk pertama kalinya setelah 6800 tahun, jadi hanya bisa menyaksikan komet itu sekali dalam hidup. Indonesia UFO Network -IUN memilih untuk melakukan observasi di Pameungpeuk, lokasi dimana LAPAN -Garut berada, dengan para Astronom-nya yang memang secara serius melakukan penelitian dan observasi bersama.

Peringatan Indonesia UFO Day yang pertama tahun 2020 dalam masa New Normal, memang dikatakan memiliki keunikan, karena dilaksanakan dengan tidak mengundang banyak orang alias hanya dengan audience terbatas, serta adanya kemunculan serta observasi komet C/2020 F3 - NEOWISE yang dilakukan bersama antara LAPAN - Garut dan perwakilan dari Indonesia UFO Network -IUN. Kegiatan berlangsung pada 20 - 22 Juli 2020. Indonesia UFO Network -IUN merasa senang dengan dukungan dari Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut -BUTPAA Garut, serta LAPAN untuk kegiatan Observasi bersama tersebut. Selamat Hari UFO Indonesia 2020. Tetap jaga kesehatan dan kebersihan! (Venzha Christ/Antok Wesman-Impessa.id)