Event

Anang Batas, Dedengkot Plesetan, Sambat Show Guyub-Rukun, Menjaga Kewarasan Ditengah Pandemi Covid-19

Anang Batas, Dedengkot Plesetan, Sambat Show Guyub-Rukun, Menjaga Kewarasan Ditengah Pandemi Covid-19

Anang Batas, Dedengkot Plesetan, Sambat Show Guyub-Rukun, Menjaga Kewarasan Ditengah Pandemi Covid-19, Bareng Wisben Antoro dan Novi Kaloer

Impessa.id, Yogyakarta: Seniman komedi Anang Batas punya program baru bertajuk "Sambat Show" yang tayang di kanal Youtube Fokus Official Broadcast. 'Sambat' adalah akronim Santai Bersama Anang Batas (Sambat) yang dibuat ruang berekspresi, komunikasi dan silaturahmi pelaku seni di Yogya yang karena keaadaan, tidak ada kegiatan berkesenian, juga sebagais media hiburan, menjaga kreativitas dan kegiatan berkesenian.

Idenya sebetulnya sudah lama, namun dieksekusi saat ini bertepatan dengan pandemic Covid-19. "Sebenarnya ini ide lama yang belum sempat terealisasi karena kesibukan, nah saat ini banyak waktu luang sehingga malah bisa memulai. Hanya saja konsepnya berbeda karena kondisi saat ini. Idenya dari aku lalu didukung teman-teman band dan multimedia, ada tim kecil," ujar Anang Batas usai siaran Jumat petang (22/5/2020).

Pada episode perdana, Anang Batas menghadirkan dua komedian Yogyakarta yaitu Wisben Antoro dan Novi Kaloer. Tiga sesi dalam tayangan berdurasi 55 menit itu cukup ‘bergizi’ plus mampu menjaga kewarasan mereka yang sedang stress karena pandemic Covid-19. Di sesi pertama, tiga seniman ngobrol tentang kegiatan sehari-hari dalam tema sambatan. Mereka adu kreativitas di sesi kedua membuat materi komedi menggunakan cangkir. Wisben menggunakan cangkir serupa anting-anting, Novi mengolahnya menjadi tutup judi dadu, sementara Anang tak mau kalah dengan mengubah fungsi cangkir seolah mainan zaman dulu.

Setelah itu obrolan berlanjut sedikit serius, tentang berpindahnya ruang pertunjukan selama pandemic Covid-19. Novi mengisahkan bagaimana pertunjukkan saat ini dipaksa untuk tidak berhadapan dengan materi yang melibatkan emosi penonton. "Seperti Pak Basiyo dulu ya, hanya lewat radio tapi pendengar seolah-olah bisa membayangkan kejadiannya seperti apa," sambung Anang.

Di sesi ketiga, mereka berbagi cerita jenaka tentang bagaimana orang-orang di sekitar menghadapi Pandemi Covid-19. Namanya komedian, mereka membungkus cerita laiknya materi komedi sehingga lebih menyegarkan sekaligus menyenangkan didengar. "Untuk Sambat Show hanya ada tiga episode saja. Ke depan, kami berusaha lebih memberi pesan bangkit, semangat, dan harus mengurangi sambat lagi. Begitu kira-kira," beber Anang Batas.

Di antara pendukung Sambat Show yang tayang Jumat malam tersebut, ada yang menjadi kurir makanan, ada yang jualan makanan, dan lain sebagainya sehingga selain menjadi media hiburan juga untuk menjaga kreativitas dan kegiatan berkesenian. Ada dua makan 'Sambat' bagi tim. Pertama, dalam arti sebenarnya yaitu mengeluh. Program itu semacam terapi bagaimana menyikapi hidup di tengah pandemic Covid-19 juga harus disikapi dengan lebih ringan dan santai karena mau tidak mau harus menghadapi realita. Dengan santai, lanjut Anang Batas, masyarakat harus berusaha bergembira tapi tetap waspada agar imun tetap terjaga.

Makna kedua adalah ajang saling membantu, saling menyemangati dan saling menguatkan. Semacam sambatan, yang selalu memperhatikan sesama, saudara, teman, tetangga. Pesannya adalah dalam kondisi seperti ini masyarakat tidak boleh egois memikirkan diri sendiri tapi harus saling memberi pada orang sekitarnya. "Kita tidak harus menunggu kaya-raya untuk membantu sesama, tidak harus menunggu bergelimang harta untuk berbagi dengan sekelilingnya," tutup Anang. (Pras/Antok Wesman-Impessa.id)