Terima Dana Hibah YSEALI, Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kampanyekan Jaga Lingkungan

Hanna Nur Afifah Yogar, alumni jurusan International Program Law and Sharia (IPOLS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, didampingi Puthut Ardianto, Pembina Savana PBI UMY sekaligus sebagai mentor, Kampanyekan Jaga Lingkungan
Impessa.id, Yogyakarta : Lingkungan merupakan salah satu investasi masa depan untuk semua makhluk hidup termasuk umat manusia. Jika lingkungan sudah tidak layak, maka kehidupan manusiapun juga akan terdampak. Isu-isu tentang lingkungan itulah yang kemudian membuat Hanna Nur Afifah Yogar, alumni jurusan International Program Law and Sharia (IPOLS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tertarik untuk mengambil tema “Environment Issues and Natural Resources Management” dalam Young South Asean Leader Initiative (YSEALI) Academic Fellowship.
Setelah Hanna membanggakan UMY melalui terpilihnya dia sebagai perwakilan Indonesia untuk YSEALI Academic Fellowship di Amerika Serikat, yang didukung oleh Department Luar Negeri Amerika Serikat dan East-West Center, Hawaii, kembalinya Hanna ke Tanah Air juga tak kalah membanggakan. Hanna berhasil mendapatkan dana hibah terbesar diantara tiga negara dengan menyisihkan 11 negara lain. Setelah ia menempuh pendidikan singkat selama kurang lebih lima minggu di University of Honolulu, Amerika, Hanna akan merealisasikan kegiatan yang terkait dengan lingkungan menggunakan dana hibah didapatkan dari YSEALI.
Dengan menggunakan platform pendidikan dan seni lingkungan, Hanna berkolaborasi dengan American Corner UMY dan klub teater Savana milik Prodi Bahasa Inggris UMY untuk menunjukkan kepada masyarakat tentang situasi lingkungan saat ini, bagaimana cara menangani dan mengatasi permasalahan lingkungan melalui eARThen (Environment Education for Society). “Dari materi-materi yang saya pelajari di East-West Center saya lebih condong menggunakan salah satu dari unsur 5 magic ways yaitu seni. Melalui seni kita bisa berkomunikasi lebih leluasa karena hakikat seni sebagai universal language. Kemudian melalui seni juga kita bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan cara yang menyenangkan, tidak terkesan menggurui,” jelas Hanna saat ditemui Rabu (5/2).
Dana hibah yang diterima Hanna tersebut akan dia realisasikan di Puncak Becici, Imogiri, Bantul, dengan menampilkan pertunjukkan drama musikal Darmawulan dan Minakjinggo pada Minggu, 23 Februari 2020. “Saya juga memikirkan mengenai konsep yang akan kami tampilkan nanti, tapi untungnya Savanna PBI UMY sudah pernah menampilkan drama musikal tersebut, tinggal bagaimana saya dan Dosen Pembina Savana menambahkan pesan-pesan lingkungan di dalam script drama tersebut,” tambah Hanna.
Adanya Puthut Ardianto, Pembina Savana PBI UMY sekaligus sebagai mentor Hanna sangat membantu Hanna untuk merealisasikan dana hibah yang ia dapatkan. Sir Puth panggilan akrabnya juga ikut menangani langsung acara tersebut, lebih dari sekadar memberikan support. “Dari awal memang saya dengan Hanna tidak punya planning khusus. Hanna menghubungi saya bahwa dia ingin mengikuti YSEALI dengan program ini sampai akhirnya terpilih dan berangkat ke Amerika. Tahu dia dapat dana hibah terbesar saya ikut senang dan bangga karena Hanna mampu memiliki pencapaian hingga sejauh ini. Tinggal sekarang saya membantu dia untuk segera merealisasikan niat baiknya untuk masyarakat dan lingkungan,” tutup Puthut. (Id/Antok Wesman-Impessa.id)