Event

Muhammadiyah Luncurkan Lagu dan Motif Batik, Muktamar ke-48, Di Solo, 1-5 Juli 2020

Muhammadiyah Luncurkan Lagu dan Motif Batik, Muktamar ke-48, Di Solo, 1-5 Juli 2020

Muhammadiyah Luncurkan Lagu dan Motif Batik, Muktamar ke-48, Di Solo, 1-5 Juli 2020

Impessa.id, Yogyakarta : Muhammadiyah akan melangsungkan Muktamar ke-48 di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 1-5 Juli 2020 dan untuk menyemarakkan agenda lima tahunan tersebut, Muhammadiyah secara resmi meluncurkan Motif Batik dan lagu Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, ke-48 itu, pada Resepsi Milad Muhammadiyah ke-107, Senin (18/11/19) di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta -UMY.

Lagu Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 berjudul “Derap Berkemajuan” yang ditulis oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat -PP Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nashir, M.SI, dengana harapan, seluruh masyarakat yang tergabung dalam persyarikatan untuk selalu bermuhasabah dan bersyukur atas apa yang telah dilakukan bagi negara.

“Kita semua berharap untuk membangun bangsa dan kemanusiaan semesta. Muktamar harus kita jadikan tempat untuk menjalin ukhuwah seperti sebagian lirik dari lagu muktamar, Di Solo kita jalin ukhuwah, Muktamar satukan langkah, bersama kita majukan Indonesia. Di Solo kita jalin ukhwah, muktamar satukan langkah, bersama kita cerahkan semesta,” ujar Ketum PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir.

Lagu tersebut melibatkan musisi Eross Candra, gitaris band Sheila On 7 yang mengarasemennya dan untuk pertama kali lagu tersebut dikumandangkan oleh tim Paduan Suara Mahasiswa UMY “Sun Shine Voice” yang diiringi oleh tim orchestra UMY “Sang Surya Philharmonic UMY”.

Sementara itu, untuk logo Batik Muktamar Muhammadiyah ke-48 terdapat dua motif utama, yaitu Lambang Garuda dan Parang Rusak. Motif Garuda terdiri dari dua buah sayap dan di tengah terdapat badan dan ekor yang melambangkan kekuatan dan kehidupan. Kekuatan untuk mendobrak kemiskinan maupun kebodohan ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Memberi kehidupan beragama yang mencerahkan untuk mencapai akhlakul karimah dunia dan akhirat.

Sementara itu motif Parang Rusak memiliki makna tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tidak pernah berhenti bergerak. Motif ini juga menggambarkan jalinan yang tidak putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya untuk memperjuangkan kesejahteraan maupun untuk bentuk pertalian keluarga. Launching motif batik muktamar ini secara simbolis dilakukan dengan penandatanganan di atas kain batik oleh Haedar Nashir dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si. (TimHumasUMY/Antok Wesman)