Jogja Historical Orchestra Tampilkan POTRET JUANG: JANUR KUNING, Kisah Epik Tentang Jogja
Impessa.id, Yogyakarta: Pertunjukan Jogja Historical Orchestra kali ini dalam memperingati peristiwa besejarah JOGJA KEMBALI, dengan mengusung tema “POTRET JUANG: JANUR KUNING” yang menampilkan seniman muda Langen Carita Kota Yogyakarta dengan Swara Chamber Orchestra.
Yogyakarta sebagai suatu wilayah yang memiliki historis yang unik, sejak dibangun dua-setengah abad yang lalu, dan sebagai sebuah daerah Istimewa dan gelar ini disematkan karena Yogyakarta turut memberi kontribusi yang besar bagi bangsa Indonesia. Di masa revolusi, Yogyakarta pernah mengemban amanah sebagai Ibukota, dan di tanah ini lah dulu para tokoh bangsa dan elemen rakyat semesta berjuang mempertahankan kedaulatan negara lewat sebuah peristiwa Serangan Umum Satu Maret, yang kita peringati sebagai penegakan kedaulatan negara dan melalui aksi ini pada tanggal 29 Juni 1949, Jogja dapat kembali menjadi Ibukota negara yang kemiudian kita kenal sebagai peristiwa Jogja Kembali.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetty Martanti, SSos MM, menuturkan bahwa “Rangkaian peristiwa tersebut mengilhami Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta untuk menginisiasi acara ini, tema Jogja Historical Orchestra kali ini sengaja kami kolaborasikan antara orchestra dengan Langen Carita yang dimaninkan oleh anak-anak, seniman Kota Yogyakarta. Harapannya setiap momentum yang berlangsung bisa merasuk kedalam hati sanubari generasi muda untuk memupuk minat belajar sejarah bangsanya, ibarat sebuah anak panah ditarik mundur akan melesat lebih jauh. Dengan belajar sejarah, generasi muda dapat meneladani semangat dan gagasan para pejuang, untuk membangun bangsa kedepannya,” tutur Yetty Martanti.
Sinopsis “Potret Juang:Janur Kuning”; Gecul, Wani dan Lantip, membawa penonton kemasa lampau ke Ibukota Yogyakarta di awal kemerdekaan . “Pada waktu itu agresi militer II Belanda sudah memasuki Ibukota Yogyakarta, membuat Soekarno dan Soedirman bersitegang hingga mereka berdua memilih jalan peruangan masing-masing. Soekarno berunding dan Soedirman berperang. Namun Soekarno ditangkap dan diasingkan oleh Belanda sedangkan Soedirman berjuang secara gerilya.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang melihat situasi Indonesia yang tidak menguntungkan, mendapat ide untuk melakukan serangan besar-besaran dan lalu mengutus kurir untuk menyampaikan idenya kepada Jenderal Soedirman. Ditengah susahnya medan gerilya seolah mereka mendapat angin segar dan serangan umum itupun disetujui oleh Soedirman. Sesaat sebelumnya sempat terjadi insiden unik dimana satu peleton dibawah pimpinan Letnan Komarudin melakukan aksinya mengecoh Belanda, Belanda menganggap aksi itu tak berarti apa-apa, sehingga akibatya membuat Belanda lengah. Hingga Serangan Umum akhirnya berhasil suses pada tanggal 1 Maret 1949, Ibukota Yogyakarta berhasil dikuasai oleh pasukan gerilya kembali walau enam jam.
Peristiwa itu disiarkan keseluruh penjuru dunia oleh Kapten Budiharjo, hingga didengar oleh PBB, sehingga PBB mendesak pihak Belanda untuk menarik pasukannya dari Indonesia. Melalui perundingan ROEM-ROYEN, Belanda terpaksa menyetujui penarikan pasukan dari Ibukota Yogyakarta. Kejadian itu disebut dengan Peristiwa Jogja Kembali.
Adimas Alby Ersani Widyaputra (12 tahun), Dalang Cilik dari Yogyakarta, ikut tampil menjadi salah satu tokoh pejuang dalam pementasan Jogja Historical Orchestra berjudul “Potret Juang: Janur Kuning”, yang berlangsung Jum’at malam, 5 Juli 2024 di Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta. Ketika ditemui Impessa.id usai pertunjukan, ABIL sapaan akrabnya, menuturkan,
“Event seperti ini sangat menarik, sangat bagus, karena bisa mengenalkan cerita-cerita sejarah yang begitu menarik dan luar biasa, kepada anak-anak muda kepada khalayak ramai yang dulunya tidak kenal seperti tokoh Budi Raharjo itu, jadi kenal, oo.. itu yang menyebarkan berita, dan sebagainya, itu sangat bagus sekali bagi saya, semoga event seperti ini bisa tetap lestari dan bisa dikembangkan lagi, bisa dikemas lagi, agar anak-anak muda dan anak-anak se usia saya ya bisa menyukai dan bisa lebih mempelajari tentang sejarah,” ungkap pelajar dari SD Negeri Gedong Kuning Yogyakarta itu.
Dalam kesempatan itu pula pelukis Astuti Kusumo kepada Impessa.id mengaku respect dengan pementasan “Potret Juang: Janur Kuning”, “Sejarah perjuangan bangsa di Jogja yang perlu terus di sebar luaskan kepada generasi penerus bangsa, ingat pesan Proklamator Bangsa Bung Karno, JASMERAH, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah, pementasan ini patut diapresiasi,” ujarnya. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)