Ekonomi-Bisnis

PASAR KANGEN JOGJA 2024, Natas Nitis Netes, Di Taman Budaya Yogyakarta, 4-13 Juli 2024

PASAR KANGEN JOGJA 2024, Natas Nitis Netes, Di Taman Budaya Yogyakarta, 4-13 Juli 2024

PASAR KANGEN JOGJA 2024, Natas Nitis Netes, Di Taman Budaya Yogyakarta, 4-13 Juli 2024

Impessa.id, Yogyakarta: Pemotongan Tumpeng oleh Kepala Taman Budaya Yogyakarta Dra Purwiati didampingi Kepala Seksi Penyajian dan Pengembangan TBY Padmono Anggoro, kemudian diserahkan kepada Ong Hari Wahyu selaku Koordinator sekaligus Founder Pasar Kangen 2024, menandai diresmikannya perhelatan yang berpotensi mengangkat pertumbuhan ekonomi Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pasar Kangen 2024 telah menginjak pada usianya yang ke 17 tahun, Pertama kalinya Pasar Kangen diadakan pada tahun 2007, saat itu Pasar Kangen adalah bentuk program trauma healing setelah Yogyakarta dilanda gempa besar pada tahun 2006, saat itu seniman-seniman Yogyakarta dari berbagai disiplin ilmu seni telah mengadakan program berkolaborasi dengan Taman Budaya Yogyakarta menyelenggarakan perhelatan seni pertunjukan, seni rupa, dan diikuti oleh pasar kuliner. Dari situlah awal mula Pasar Kangen ada dan berlanjut hingga kini yang memang berorientasi pada makanan-makanan tempo dulu.

Kepala Taman Budaya Yogyakarta Dra Purwiati, menuturkan, “Dengan perkembangan jaman yang serba cepat dan seakan tanpa batas ini banyak pengaruh-pengaruh luar akan mudah masuk dan secara tidak langsung mempengaruhi budaya kehidupan kita, dalam hal ini Pasar Kangen berkonsentrasi khusus pada kuliner,”.

Mengapa kuliner, menurut Purwiati, karena dalam kuliner ada berbagai aspek kehidupan: aspek pengadaan bahan dasar pangan, teknologi pengolahan, gastronomi dan tata niaga pertaniannya, jika hal-hal tersebut tidak terpelihara dengan baik atau dipertahankan maka kita tidak akan mempunyai apa yang disebut sebagai “Kedaulatan Pangan”.

“Kedaulatan Pangan harus terus diperjuangkan agar sumber-sumber bahan pangan kita dan makanan kita tetap berdaya, Kuliner adalah Citra diri Bangsa,” imbuhnya lebih lanjut.

Kepala TBY Purwiati menjelaskan bahwa pendaftar Pasar Kangen berjumlah total 1200 formulir yang masuk, peserta terkurasi atau yang lolos seleksi adalah 289 tenant yang terdiri dari kuliner 187 tenant, klithikan/ barang lawasan dan jasa 102 tenant dan workshop 8 tenat, serta berbagai seni pertunjukan dari berbagai komunitas seni yang dipentaskan di panggung pertunjukan Pasar kangen.

Tema yang diambil adalah “Natas-Nitis-Netes” Natas atau tatas artinya selesai dengan sempuran, Nitis adalah tepat sasaran, Netes atau tetes yang artinya sebuah keberhasilan. Harapannya adalah segala sesutau yang dikerjakan dengan baik dan tepat akan membuahkan hasil yang baik. Dalam konteks Pasar Kangen adalah untuk menuju pada kedaulatan pangan yang sempurna yang dihasilkan dari bumi kita dan milik kita.

Pasar Kangen 2024 yang disambut dengan penuh suka-cita oleh calon peserta terbukti dengan tingginya antusiasme warga masyarakat yang mendaftar, namun dengan keterbatasan tempat, maka seleksi ketat diberlakukan, dan respon pengunjung yang semakin bertambah setiap tahun penyelenggaraannya, maka dihimbau sebaiknya pengunjung Pasar Kangen datang ke lokasi naik Gojek ataupun Grab, karena dipastikan akan kesulitan memperoleh tempat parkir jika membawa kendaraan sendiri, apalagi areal didepan TBY yang setiap harinya digunakan untuk parkir akan dialihfungsikan menjadi lapak-lapak tambahan selain lapak yang sudah ada di halaman dalam TBY. Tahun ini pula pihak TBY telah bekerjasama dengan pihak Taman Pintar untuk membuka pintu tembus diantara kedua instansi itu, dimana halaman Taman Pintar pun dimanfaatkan pula untuk membuka lapak-lapak jajanan tradisional produk UKM lokal.

Jogja darurat sampah

Dalam pada itu Founder sekaligus Koordinator Pasar Kangen Ong Hari Wahyu menandaskan bahwa akhir-akhir ini isyu sampah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sedang ramai menjadi pembicaraan dan masalah yang serius dalam kehidupan se hari-hari.

“Hal ini juga menjadi pemikiran dan konsentrasi utama kami, karena dengan adanya Pasar kangen maka akan timbul sampah baru dan bagaimana pengelolaannya, Pasar Kangen telah bekerja dengan pihak ketiga dalam pengelolaan - pembuangan sampah, dan membikin aturan yang ketat terhadap siapa pun baik tenant mau pun pengunjung harus taat pada aturan Buanglah Sampah Pada Tempatnya,” ungkap Ong Hari Wahyu.

“Kami selalu mengkampanyekan aturan tersebut, dan kami juga menyediakan 200 trash-bag, kantong plastik besar warna hitam, di titik-titik tempat sampah yang tiap titik terdiri dua tempat sampah untuk sampah plastik dan sampah non-plastik sebagai pembelajaran publik atas kesadaran pemilahan sampah, parallel dengan tag-line: Dolan-Jajan-Lan-Sinau,” ujar Ong.

“Tahun ini Pasar Kangen telah menerapkan aturan untuk tidak memperbolehkan penggunaan tas plastik guna meminimalisir plastik, mengharuskan pembungkus makanan berbahan kertas atau bahan yang ramah lingkungan, harapan kami kepedulian terhadap kesehatan lingkungan dan kepedulian menjaga bumi kita ini terus berlanjut dikedepannya, seperti slogan: Lindungi Bumi Kita,” jelasnya lebih lanjut.

Terkait dengan kampanye Jogja Darurat Sampah dan Warga Jogja Peduli Sampah, dipastikan perhelatan Pasar Kangen akan menghasilkan sampah, maka untuk itu pihak panitia telah melakukan kerjasama dengan komunitas pengelola sampah yang siap mengangkut sampah-sampah yang masujk kedalam Trash-Bag hitam untuk mereka Kelola, dan selain itu guna membuka sekaligus membuka wawasan selama Pasar kangen berlangsung juga tersaji workshop Pembuatan Wayang Uwuh bersama seniman Iskandar. Sedangkan ketegasan pihak panitia terhadap setiap tenant terkait sampah, maka diluncurkan kampanye “SAMPAHMU YO TANGGUNGJAWABMU”. (Dimas Pramudya/Antok Wesman-Impessa.id)