Feature

23rd Yogyakarta Gamelan Festival Di Mulai Sabtu, 7 Juli 2018

23rd Yogyakarta Gamelan Festival Di Mulai Sabtu, 7 Juli 2018

Rene Lisloff, Musisi Elektronik dari Amerika Serikat akan berkolaborasi dengan pemain Gamelan dari Yogyakarta Willyday Onamlay, di 23rd Yogyakarta Gamelan Festival 2018.

Impessa.id, Jogja: Komunitas Gayam 16 berkolaborasi dengan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada dan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) Ke-23 di Gedung PKKH Bulaksumur sebagai main venue dan di beberapa venue perwakilan dari empat penjuru Mata Angin serta di Ruang publik.  

Program Director YGF, Ari Wulu dalam Pers Conference bertempat di Komunitas Gayam 16 jalan Mantrigawen Lor nomor 9 Panembahan Yogyakarta, Kamis (05/07/18) menuturkan, YGF Ke-23 mengusung tema “Global Gamelan”, terkait dengan penyebaran Gamelan di lebih dari 34 negara yang secara aktif memainkan gamelan dengan caranya masing-masing sehingga Gamelan telah mendunia, dengan pusatnya di Indonesia.

“YGF merayakan pengakuan gamelan sebagai budaya yang diterima oleh berbagai kalangan internasional, sehingga memantapkan gerakan budaya yang dilakukan Komunitas Gayam 16 dan beberapa komunitas lain di Yogyakarta, serta masyarakat dunia, untuk mengembangkan budaya Gamelan secara global”, ujar Ari Wulu.

Festival Gamelan 2018 diselenggarakan pada 7, 10, 11 Juli dan 13, 14, 15 Juli 2017 dengan rangkaian acara berupa, Gaung Gamelan, pada Sabtu (07/07) mulai pukul 15.00 s.d. 17.30 WIB di empat penjuru Mata Angin. Di Simpang Empat Nol Kilometer, sebagai pusatnya, Gaung Gamelan dimainkan oleh HMJ Karawitan ISI Yogya.

Kemudian di Kampus FIB UGM (sisi Utara) Gaung Gamelan dimainkan oleh Prasasti. Di Sidomulyo, Bambanglipuro Bantul (sisi Selatan) Gaung Gamelan dimainkan oleh Omah Gamelan. Di Bokoharjo, Prambanan Sleman (sisi Timur), Gaung Gamelan dimainkan oleh Sanggar Sekar Ngrayung. Di Banyuraden, Gamping Sleman (sisi Barat) dimainkan oleh Kalacakra.

Selain Gaung Gamelan, pada hari dan jam yang sama, digelar Pupuh Tabuh, adu komposisi gamelan di perempatan Nol Kilometer dengan format balungan antar kelompok, menghadirkan pemain-pemain gamelan yang namanya sudah tidak asing lagi diantaranya, Welly Hendratmoko, S.Sn, Bayu Purnama, M.Sn, Aji Santoso, M.Sn dan HMJ Karawitan ISI Yogyakarta.

Sarasehan bertajuk “Gumunita Gangsa, Merayakan Global Gamelan Melalui Percikan Tukar Pikiran”, berlangsung Selasa (10/07) pukul 15.00-17.00 WIB di Museum Wayang Ukur, Tamansiswa Yogyakarta. Sarasehan dipandu oleh pemerhati gamelan Budi Pramono, dan menghadirkan pembicara Dr. Raharja S.Sn., M.M. nama yang popular di dunia Gamelan internasional.

Lokakarya bertajuk “Arsitektonik, Menyimak Parameter Musik Dalam Reproduksi Suara Gamelan” pada Rabu (01/07) pukul: 15.00-17.00 WIB di Komunitas Gayam16, Mantrigawen Yogyakarta, dipandu oleh pemerhati gamelan Budi Pramono, dan menghadirkan pembicara Gatot Danar Sulistyanto dari Rekam Bergerak.

Ekshibisi YGF 23 dengan tajuk “Gangsa Ananta Virya” (semangat gamelan yang tak terbatas) digelar pada 13 sd 15 Juli 2018 di PKKH UGM, dengan tema yang sama dengan tema yaitu “Global Gamelan”, menyuguhkan peran-peran gamelan dalam kehidupan sehari-hari.

“Gamelan tidak hanya sekedar dimainkan, menjadi pengiring pementasan, atau sekedar didengarkan, namun Gamelan telah ada dan menyatu dalam berbagai unsur, berbagai elemen mencakup, Edukasi, Ritual, Keagamaan, Misi Diplomasi, dan Entertain, serta Terapi.

Alunan instrumen gamelan yang lembut dijadikan wahana terapi bagi anak-anak Berkebutuhan Khusus. Di Sekolah Binasiwi, Gamelan dijadikan sarana untuk mengasah kepekaan, kekompakan dan konsentrasi anak. Bahkan di Inggris Gamelan dipakai oleh Yayasan Good Vibrations untuk terapi narapidana,.

Sebagai puncak acara berupa Pagelaran Gamelan selama tiga hari berturut-turut di PKKH UGM yaitu pada 13 hingga 15 Juli 2018 pukul 19.00 WIB setiap harinya. Konser YGF 23; hari pertama, Kamis (14 Juli 2018) yaitu Gendhing Baskara MBS Pleret (Bantul), Willyday Onamlay dan Rene Lysloff (Yogyakarta – USA), dan Karawitan Kuping Cumpleng (Yogyakarta).

Hari kedua, Jumat (14 Juli 2018) ada penampil dari Komunitas Gamelan Mini (Sleman), SLB Bina Siwi (Bantul), Rasamaya (Solo), Gangsa Kukila (Yogyakarta). Kemudian untuk hari terakhir, Minggu (15 Juli 2018) dimeriahkan oleh Sedya Manunggul dari Sleman dan Kocor Etnis Perkusi dari Pamekasan, Madura (ant).