Pameran Seni Rupa Telaah Rasa, Di Kopi Macan Bugisan Yogyakarta, 14-18 Mei 2022
Impessa.id, Yogyakarta: Seniman Ong Harry Wahyu dijadwalkan membuka Pameran Seni Rupa bertajuk “Telaah Rasa” karya SA.TU Kolektif, bertempat di Kopi Macan Bugisan Yogyakarta, pada Sabtu Sore, 14 Mei 2022. Pameran yang dikuratori oleh Ruhembun Lingkar Hening dan Renata Kalyana Duhita juga diwarnai dengan Artst Talk pada Senin Sore pukul 15.00 WIB di tempat yang sama.
SA.TU Kolektif melalui pameran lukisan perdananya yang berjudul “Telaah Rasa” tersebut sebagai bagian dari mata kuliah "Tinjauan Kelola Pameran" di Prodi S-1 Tata Kelola Seni, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta. Selain menjadi bentuk pemenuhan tugas, pameran juga menjadi ruang bagi seniman dan pengunjung untuk bersama menelaah perasaan dan melepaskan energi negatif melalui seni.
("Gist" karya Rocka Radipa, Brass Etching, 40 x 50 cm, 2018)
Pameran “Telaah Rasa” menggandeng seniman lintas generasi. Sehingga, pameran itu selain unjuk emosional seniman dan pengunjung, namun juga menjadi tempat untuk saling memahami pergumulan perasaan pada masing-masing generasi yang tanpa disadari telah terpaut jauh oleh waktu.
Terdapat 14 perupa seni lukis yang berpartisipasi masing-masing, Rocka Radipa, Krismarlianti, Rona Narendra, G. Prima Puspita Sari, Susiyo Guntur, Setiyoko, Kartiko Prawiro, Rahmad Afandi, Albertus Papiek, Varin Deasyafira, Prakadetto Alansa, dan Alminada Satrio. Selian itu, pameran ini juga akan diisi dengan video mapping oleh 3D designer, Warisdyo Bayu.
("Summer" karya Susiyo Guntur, Acrylic on Canvas, 100 x 100 cm, 2022)
Terdapat tiga ruang utama dalam pameran “Telaah Rasa.” Ruang pertama yaitu Ruang Pamer, diisi dengan lukisan yang variatif. Ruang kedua yaitu Ruang Refleksi yang disajikan dengan 3D Video Mapping. Kemudian ruang ketiga adalah Ruang Katarsis, untuk melampiaskan emosi negatif manusia ke seni, dimana pengunjung bebas melukis apapun yang mereka rasakan di media yang disediakan.
Dalam pameran “Telaah Rasa” pengunjung diajak untuk berkelana dengan imajinya tanpa ada batas. Karya-karya dalam pameran dapat di telaah sesuai dengan perasaan yang muncul dalam diri, sehingga proses telaah rasa mampu tercapai. Disuguhkan berbagai macam karya seni lukis yang unik dan nyentrik, mampu membuat pengunjung merasakan relasi pada esensi yang diciptakan seniman dalam karyanya. (Mikke Susanto/Antok Wesman-Impessa.id)