Plaza Ambarrukmo Gelar Great Sale Discount Up To 80 Percent dan Bazar Branded Sale
Impessa.id, Yogyakarta: Mulai 8 Mei 2021, Plaza Ambarrukmo Yogyakarta gelar Great Sale diskon hingga 80% dan Bazar produk ber-merk. Bagi customer yang berbelanja minimal 250-ribu rupiah berkesempatan memperoleh Cashback Voucher secara langsung.
Indra Gunawan, Marcom Plaza Ambarrukmo menjelaskan, pada saat yang sama, Plaza Ambarrukmo juga menggelar Highlight Bazar yang berlokasi di Lantai 1 dengan diskon up to 80% mencakup merk-merk ternama seperti Revlon, Hush Puppies, Playboy, Gosh, Wrangler, PS, The Executive, MOC, dan Gino Mariani. “Highlight Bazar tersebut diwarnai dengan Beauty Class by Revlon serta Street Fashion Show menampilkan koleksi desainer IFC – Indonesia Fashion Chamber Yogyakarta,” ungkapnya.
Sementara itu, di Lantai 2 berlangsung Warehouse Sale dari The Body Shop menawarkan diskon up to 50% untuk semua produk yang di display termasuk produk terbaru. “Warehouse Sale The Body Shop bekerjasama dengan Bank Mandiri untuk transaksi minimal satu0juta rupiah memakai Kartu Kredit Bank Mandiri, maka customer berhak mendapatkan free voucher 100-ribu rupiah di Custiomer Service Plaza Ambarrukmo,” imbuh Indra Gunawan.
Kini Plaza Ambarrukmo Yogyakarta telah menghadirkan dua tenant baru masing-masing, re-opening Optik Seis dengan New Concept koleksi terbaru, dan tenant Converse teruntuk pecinta sneakers.
“Kami tetap komit dengan Protokol Kesehatan berupa cek suhu badan, memakai masker dan hand sanitizer, sebagai upaya pengendalian sekaigus pemantauan pengunjung di masa pandemic ini, guna membuat customer berbelanja dengan rasa aman nan nyaman,” tegas Indra Gunawan.
Disela pelaksanaan Fashion Show, Siswi Susanti selaku Store Manager Highlight Bazar kepada Impessa.id menuturkan, “Highlight Bazaer dengan diskon up to 80% ini berlangsung hingga 30 Juni 2021, jadi masih cukup waktu untuk menyempatkan diri berkunjung ke lokasi bazar di lantai 1, ex Centro, sesuai jam buka Amplaz, dari jam 10 pagi hingga jam 9 malam, untuk membuktikan langsung produk dari 50 merk global dengan harga terjangkau, termasuk brand-brand ternama tren millennial, kapan lagi beli celana jean dengan merk ternama seharga 200-ribu-an,” akunya.
Yang istimewa di Highlight Bazar Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, yakni hadirnya peragaan busana hasil rancangan 10 desainer ternama anggota IFC Yogyakarta, yakni, Afif Syakur, Dani Paraswati, Hendry Budiman, Lanny Amborowati, Luffie Luvnic, Mia Ridwan, Phillip, Sofie R, Wening Angga, dan Yuliana Fitri.
Sekjen Indonesian Fashion Chamber (IFC), Lia Mustafa, desainer senior yang telah banyak ‘makan asam garam’ atau sangat berpengalaman karena tampil sejak tahun 1999, dan telah melanglang buana ke berbagai negara dalam kiprahnya mengenalkan busana karya anak bangsa ke dunia internasional, yang pada kesempatan itu menyatakan apresiasi dan rasa senangnya kepada Plaza Ambarrukmo yang tetap komitmen peduli terhadap dunia fesyen kreasi perancang lokal yang semakin mendunia.
Testimoni LIa Mustafa sehingga bisa tetap eksis di dunia mode dia ungkapkan saat bincang-bincang disela peragaan busana. “Jiwa seni dalam diri saya senantiasa mewarnai karya rancangan saya, pernah ikut menari, bergabung dengan Teater Tikar, kemudian ikut kedalam kelompok seniman Sanggar Bambu, yang pada waktu itu terjadi pro-dan-kontra baik dari keluarga maupun masyarakat, kemudian keluar dari lingkaran itu untuk masuk ke lingkaran baru, ternyata ada yang perlu digarisbawahi, yaitu sosialisasi karya kepada khalayak luas itu menjadi sangat penting. Bahkan di kondisi pandemi saat ini, branding itu tetap perlu, itu justru menunjukkan bahwa kita bisa eksis dalam keadaan apapun,” ungkap Lia Mustafa.
Lia Mustafa yang saat itu mengenakan busana kain rajut atau knitwear, buatan aseli Jogja, berwarna coklat, dengan brand Amalee, yang nyaman dikenakan dalam segala suasana. Adapun brand “Lia Mustafa” untuk busana rancangannya yang dipajang di butik ‘LMar’ yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja Yogyakarta, dibuat dari aneka kain tradisional yang dia koleksi ketika dirinya berkunjung ke berbagai daerah di Nusantara, mengingat sosok Lia Mustafa gemar berpetualang menelusuri pelosok negeri.
Minatnya menekuni kain-kain tradisional Jogja khususnya Batik, dipicu oleh keputusan World Craft Council per 18 Oktober 2014 yang menobatkan Jogja sebagai Kota Batik Dunia. Penghargaan tersebut dikarenakan Daerah Istimewa Yogyakarta telah berhasil memenuhi tujuh kriteria Kota Kerajinan Dunia yakni, Nilai Historis, Orisinalitas, Upaya Konservasi melalui Regenerasi, Nilai Ekonomi, Ramah Lingkungan, Reputasi Internasional serta Konsistensi.
Menurut Lia Mustafa yang berat adalah mempertahankan penghargaan itu karena kalau gagal maka gelar itu akan dicabut. “Untuk mempertahankan penghargaan tersebut, salah satunya adalah dengan terus membina dan mengembangkan produk Batik, sehingga menjadi kekuatan budaya dan kekuatan ekonomi masyarakat, kemudian dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk Batik yang alhasil mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelas Lia Mustafa.
Sebagai Sekjen IFC, berat tugasnya untuk tetap berkomitmen atas keberlangsungan kehidupan anggota-anggotanya, terutama di masa pandemi ini. “Kami tidak berdiam diri tentu saja, kami telah menetapkan tren busana di setiap tahunnya, dan itu tetap kami wujudkan, disaat pandemi, kami kan semakin dekat dengan keluarga, nah disitulah muncul karya baju keluarga, busana yang dipakai sehari-hari bersama keluarga, berhubung kini banyak orang aktif berolahraga demi tetap menjaga stamina badan, maka muncul pula kreasi busana untuk olahraga," ujar Lia Mustafa.
"Selain itu, kini kita mendapat lebih banyak kesempatan untuk introspeksi diri, melihat kedalam, kain tradisional yang lebih berbudaya kembali menjadi acuan tren saat ini,” ujar Lia Mustafa lebih lanjut sembari menyampaikan sarannya kepada para desainer hendaknya tetap konsisten akan dunia kerja yang digeluti dibawah semangat "Togetherness in Creativity", Indonesian Fashion Chamber sebagai bagian dari masyarakat ikut memikul tanggung jawab membangun Negeri. (Indra Gunawan/Antok Wesman-Impessa.id)