Feature

Pameran Tugas Akhir Siswa SMSR Yogyakarta Di Pendhapa Art Space, 14-16 Mei 2024

Pameran Tugas Akhir Siswa SMSR Yogyakarta Di Pendhapa Art Space, 14-16 Mei 2024

Pameran Tugas Akhir Siswa SMSR Yogyakarta Di Pendhapa Art Space, 14-16 Mei 2024

Impessa.id, Yogyakarta: Tugas Akhir (TA) itu sebenarnya adalah Tugas Awal dari seorang siswa, karena TA merupakan porto-folio untuk menghadapi tugas yang sesungguhnya berkontribusi didalam masyarakat. Hal itu diungkapkan oleh Bambang Heras, seniman senior saat membuka Pameran Tugas Akhir SMSR Yogyakarta 2024 bertajuk “Pabing Lanjur” bertempat di Pendhapa Art Space Ringroad Selatan, Dongkelan Yogyakarta, 14-16 Mei 2024.

Menurut Bambang Heras, kalau siswa tidak kreatif maka akan tertinggal dan untuk itu siswa dituntut sering-sering melihat pameran, sering berkunjung ke rumah seniman, misalnya ke studio Pak Dunadi, pematung kesohor, yang begitu luas dan banyak sekali ilmu yang bisa didapatkan disana, terlebih Pak Dunadi sangat terbuka bagi seniman muda yang ingin menimba ilmu.

“Adik-adik seniman muda hendaknya membentuk komunal setelah menyendiri berkarya didalam studio, karena dengan bermasyarakat maka karya yang diproduksi dapat diaparesiasi,” tutur Bambang Heras.

Sebagai almamater SMSR Yogyakarta, Pematung Dunadi, selaku tuan rumah, menyambut hangat kepada adik-adik almamaternya menggunakan Pendhapa Art Space sebagai wahana berpameran. “Inilah moment dimana adik-adik melangkah ke jenjang yang lebih luas lagi kedepannya, terlebih disaksikan para senior yang hadir, ada Totok Buchori, Ali Umar, Budi Ubrux, yang bisa menggembleng adik-adik semuanya,” ujar Dunadi dalam sambutannya.

Pematung Dunadi optimis bahwa kedepannya seni itu menjanjikan, dalam arti, seni itu tidak ada nilai kualifikasinya. “Ini merupakan permulaan bagi adik-adik sebagai generasi seniman muda lulusan SMSR Yogyakarta, dan akan menghadapi medan perjuangan yang berat, Namun jika adik-adik kreatif dan mampu membaca situasi, ditunjang teknologi yang demikian hebat, semua itu pasti menjanjikan,” imbuh Dunadi.

Dikatakan bahwa seni itu tidak terkualifikasi, contohnya, lukisan Bambang Heras itu ketika dibuat nilainya tidak sampai sepuluh juta, tetapi setelah dikoleksi harganya menjadi ratusan juta rupiah.

Ibu Ngadinem SPg MPd, Kepala Sekolah SMSR Yogyakarta, dalam kesempatan itu menyatakan bahwa sejumlah 350 siswa dengan tujuh konsentrasi keahlian, Tahun Pelajaran 2023-2024, pada tanggal 6 Mei 2024, dinyatakan lulus 100%.

“Pameran Tugas Akhir ini merupakan salah satu momentum istimewa bagi siswa-siswi untuk menampilkan karya terbaik, terindah mereka, setelah selama tiga tahun menempuh pembelajaran di SMSR Yogyakarta yang penuh dengan aturan-aturan ketat. Pameran ini juga menjadi bekal untuk melangkah lebih lanjut ke dunia nyata, yang lebih keras lagi dalam mencari kehidupan agar tetap survive,” tutur Ngadinem.

Ibu Ngadinem menegaskan bahwa Pameran Tugas Akhir siswa-siswi SMSR Yogyakarta di Pendhapa Art Space Yogyakarta tersebut merupakan ajang penilaian dan apresiasi oleh masyarakat, sebagai hasil kerja keras dan bimbingan seluruh guru dan karyawan selama mereka menuntut ilmu, serta pihak-pihak yang mendukung ketika para pelajar melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di luar sekolah.

Dr Muh. Rusnoto Susanto selaku kurator mengatakan ada beberapa karya yang dipamerkan dia nilai bagus dan layak masuk dalam wacana pasar besar. “Ada sekitar 10 persen karya yang dipamerkan, saya rekomendasikan untuk bisa dilibatkan dalam kontrak L-Project Singapore,” akunya.

“Pabing Lanjur”, Pabing diambil dari bahasa prokem khas Jogja yang berbunyi Hasil, sedangkan Lanjur diambil dari bahasa Sanksekerta yang bermakna Lanjut. Sehingga judul pameran Tugas Akhir SMSR Yogyakarta 2024 “Pabing Lanjur” itu berarti Hasil Lanjut, keberlanjutan perjuangan setelah selesai menempuh studi. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)