Kontribusi Pengembangan Riset di Era Digital, Dua Wakil Rektor UMY Dikukuhkan Sebagai Guru Besar
Impessa.id, Yogyakarta: Di era digital ini terbuka peluang bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian dan Revolusi Industri 4.0 yang dicanangkan Pemerintah telah merambah pada dunia Perawatan Kesehatan, seperti Caregiving Home, produksi Medis Otomatis, Robotika Perawatan Kesehatan serta Simbiosis Manusia-Robot. Hal itu pula yang menjadikan sebuah peluang riset aliran fluida dalam Teknik Biomedik bagi professor bidang Teknik Mesin Univrsitas Muhammadiyah Yogyakarta yakni Prof. Dr Ir Sukamta MT IPM, yang kemudian dipaparkan dalam Orasi Ilmiah pada Sabtu (27/3/2021) secara daring dan luring bertempat di Gedung AR Fakhruddin B, Kampus UMY.
Prof. Sukamta dalam Orasi Ilmiah berjudul “Konsep Aliran Fluida dan Pengembangannya dalam Bidang Teknik Biomedik” menyebutkan bahwa pengembangan dan aplikasi aliran fluida pada bidang teknik terus berkembang mengarah pada peningkatan teknologi untuk meningkatkan unjuk kerja alat-alat teknik dan teknologi, untuk membuat alat teknik semakin kecil dan kompak.
“Konsep itu mengarah pada upaya menciptakan metode, alat teknik, atau pendekatan yang baik dan dapat membantu dokter dalam memperoleh banyak informasi tentang situasi pasien, pada penyakit seperti kardiovaskular, bahkan pembedahan serta solusi terintegerasi yang inovatif dan cerdas untuk perangkat penginderaan,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik UMY itu.
Menurut Prof Sukamta, peluang riset dalam bidang Teknik Biomedik masih terbuka lebar dan penting melakukan riset kolaborasi multi-disiplin berbasis klaster, sub-klaster, dan grup riset yang mengarahkan pada Bidang Teknik. “Konsep aliran fluida ini masih memiliki peluang untuk dikembangkan yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk disiplin ilmu lainnya,” imbuhnya.
Orasi Ilmiah berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr Nano Prawoto SE MSi, Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi UMY tentang “Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Syarat Menuju Negara yang Sejahtera”. “Indonesia harus mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam jangka panjang, melalui kehandalan industri ramah lingkungan dan memperkuat peran dalam rantai nilai global, serta neraca perdagangan yang selalu surplus, salah satunya dengan meningkatkan ekspor dan meningkatkan produktifitas.”
Prof. Nano Prawoto menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi adanya disrupsi ekonomi digitalisasi yang menjadi konsentrasi utama dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi saat ini dan masa depan. “Indonesia harus mampu meningkatkan jumlah wirausahawan dengan memnafaatkan bonus demografi yang kemudian dibutuhkan peningkatan kualifikasi SDM, akses modal yang mudah, murah dan cepat, selaras dengan pengembangan financial technology yang sesuai dengan kebijakan OJK sehingga UMKM dapat semakin berkembang,” ujar Prof Nano yang menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia.
“Oleh karena itu, perlunya pengembangan UMKM dengan penguasaan sistem informasi marketplace untuk transaksi barang lokal dan lintas negara yang terus berkembang dan masih diperlukan marketplace yang crossborder yang melayani permintaan luar negeri. Sehingga ekspor dapat meningkat dan perdagangan internasional surplus, sebagai syarat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan sustainable,” ungkap Prof. Nano Prawoto. (Sofi-BHP-UMY/Antok Wesman-Impessa.id)