Feature

Grand Keisha Cinta Jogja Ditandai Dengan Sajian 264 Mangkok Bakso dan 264 Cup Kopi-Duren

Grand Keisha Cinta Jogja Ditandai Dengan Sajian 264 Mangkok Bakso dan 264 Cup Kopi-Duren

Grand Keisha Cinta Jogja Ditandai Dengan Sajian 264 Mangkok Bakso dan 264 Cup Kopi-Duren

Impessa.id, Yogyakarta: Pandemi Covid-19 menyebabkan industri pariwisata perhotelan terkena dampak yang parah bahkan tutup total, akibatnya sebagian besar karyawan terpaksa dirumahkan. Demikian halnya yang dialami Grand Keisha Hotel Yogyakarta yang terletak di Jalan Affandi Nomor 9 Gejayan, Sleman-Yogyakarta.

Disela-sela acara Grand Keisha Cinta Jogja, menandai HUT ke-264 Jogja, dengan menyajikan 264 Mangkok Bakso, pada Selasa siang (20/10/2020) teruntuk relasi dan awak media, Didik Priyo Dwi Kuncoro selaku Executive Assitant Manager Grand Keisha Hotel Yogyakarta didampingi Aqlima Putri, Public Relations Grand Keisha, kepada Impessa.id, media online yang berbasis di Yogyakarta, mengatakan bahwa di geliat wisata Jogja yang mulai bangkit ini, pihaknya telah mempersiapkan segala sesuatunya, sepenuhnya sesuai dengan ketetapan Protokol Kesehatan.

“Occupancy hotel kami sekitar 30%, itupun kami batasi jumlah kamar yang bisa digunakan untuk bermalam, 60% dari total kamar sebanyak 177 kamar, bergantian antar floor, termasuk untuk MICE, memenuhi Protokol Jaga Jarak, seperti cashless untuk payment dan digitalisasi reservasi bagi tamu yang check-in dengan cukup menunjukkan ID atau KTP didepan kamera yang tersedia,” ujar Didik Priyo Dwi Kuncoro.

Terkait dengan karyawan yang mulai aktif kembali bertugas, Didik mengungkapkan, “Kini sudah 50% karyawan kami sudah aktif kembali, masuk kerja seperti dahulu lagi, sedangkan yang belum mendapat kesempatan masuk kembali, kami beri santunan,” akunya.

Selama pandemi, kami belum bisa memberikan gaji penuh kepada karyawan yang dirumahkan, namun kami buka kesempatan luas bagi karyawan yang ingin mendapatkan uang tambahan dengan menjual kuliner yang dimasak oleh chef hotel sesuai order, sayur-mayurnya dipetik dari kebun sendiri di halaman belakang hotel, yang dibudidayakan oleh semua karyawan, termasuk budidaya ikan lele.

“Rendang olahan kami sangat laris selama pandemi ini, bahkan kami melayani delivery, juga Nasi Kebuli produk Grand Keisha juga tren di masyarakat,” imbuh Didik lebih lanjut.

Momentum Grand Keisha Cinta Jogja, menyajikan kuliner Bakso olahan chef Slamet Supartin dan Kopi Duren olahan Barista Supriyono dan Masadit. Untuk Kopi yang disajikan didatangkan khusus dari Kopi Arabika lokal Merapi. “Barista kami belajar langsung dari petani Kopi di desa yang memang berpengalaman termasuk Teknik meracik antara Kopi Arabika dan Kopi Robusta, relasi kami menjadi pelanggan tetap Kopi kreasi Barista kami, sedangkan Duren yang di campurkan secara fix agar aromanya tidak menebar kemana-mana, aseli dari buah Duren pilihan, meski saat ini belum musimnya sehingga agak sulit didapatkan,” ungkap Didik.

Disudut Lobby Grand Keisha Hotel Yogyakarta, terpajang beragam produk UKM, Usaha Kecil-Menengah dari Sleman, Bantul dan Yogyakarta, diantaranya, Lurik yang diproduksi secara tradional menggunakan ATBM, Alat Tenun Bukan Mesin, Batik mulai dari cetak hingga tulis, baik yang masih lembaran maupun yang sudah menjadi busana siap pakai, kemudian kerajinan dan makanan olahan dalam kemasan.

“Untuk seluruh produk UKM kami ini, memang disukai oleh tamu-tamu yang menginap, disamping harganya relatif murah karena dipasok langsung dari produsennya, juga kualitasnya terjamin, bahkan beberapa diplomat Indonesia yang bertugas di Amerika kerap memesan hasil UKM yang ada disini untuk dijadikan souvenir,” aku Didik Priyo Dwi Kuncoro. (Feature Impessa.id by Kusnadi-Antok Wesman)